Selasa, 26 Juni 2012

Tipe "Bullying" di Kantor


Bullying tak hanya dialami oleh para remaja ketika memasuki sebuah sekolah baru. Hal ini juga bisa dialami oleh Anda yang baru saja pindah bekerja. Seperti penganiayaan di sekolah, penganiayaan yang terjadi di dunia kerja tak jarang akan mengganggu kinerja Anda. Yang sulit, dalam dunia kerja Anda dituntut untuk mampu menghadapinya secara profesional untuk membuktikan kematangan Anda.
Secara umum, ada tiga jenis bullying yang bisa dialami di dunia kerja, antara lain:

1. Melalui email
Email menjadi salah satu sarana untuk bullying dengan cara yang mudah, simpel, dan cepat. Ketika salah satu rekan kerja tak suka atau iri dengan cara kerja Anda, email yang berisi tentang gosip yang menjelek-jelekkan Anda mungkin sudah beredar ke semua teman di kantor. Ini pasti akan sangat menyebalkan, karena rekan kerja Anda hanya berani untuk menjelekk-jelekkan Anda di belakang.

Solusi: Jangan terlalu menanggapi email hasutan dengan kemarahan. Rasa kesal dan marah pasti akan terasa ketika tahu bahwa rekan kerja menjelekkan Anda tanpa sepengetahuan Anda sebelumnya. Ketika mengetahui adanya email tersebut, tunggu satu atau dua jam sampai emosi Anda stabil, kemudian hampiri dia dan ajak bicara baik-baik. Tatap mukanya, dan dengan nada tenang tanyakan tentang maksud pengiriman email tersebut. Ungkapkan dengan perasaan tenang dan tanpa emosi. Ketenangan Anda justru akan membuatnya menyadari kesalahannya.

2. Melalui media sosial
Media sosial memang bisa menjadi ajang mengakrabkan diri dengan teman sekantor. Namun, media sosial juga bisa jadi senjata untuk bullyingUpdate status yang bernada pasif-agresif tentang seseorang di tempat kerja bisa berakibat buruk bagi Anda, karena tak jarang orang kantor mengecek Anda melalui media sosial ini, dan justru memancing kontroversi lebih panjang. Kadang-kadang postingan atau status pujian yang Anda update pun diberi komentar yang pedas.

Solusi: Ada sebuah pepatah lama yang mengungkapkan: Jangan pernah mengganggu musuh sementara dia dalam proses menghancurkan dirinya sendiri. Jika ia mulai memberondong Anda dengan berbagai komentar pedas di media sosial, sebaiknya tidak perlu ditanggapi. Lagipula, media sosial bukan lahan yang tepat dan profesional untuk menyelesaikan masalah.

3. Ancaman langsung
Tipe pengganggu yang seperti ini tidak akan pernah belajar. Mereka menggunakan metode langsung untuk mengancam Anda. Mereka menggunakan nada suara yang lantang, serta memberikan berbagai argumen yang bisa menjurus pada pembunuhan karakter. Mereka mungkin saja membanwa kehidupan pribadi Anda, menghina, atau bergosip tentang Anda dan rekan kerja. Tak seperti dua jenis pengganggu di atas, pengganggu yang satu ini tidak akan pernah mau mengalah.

Solusi: Jika sudah beralih menuju pembunuhan karakter yang tidak bisa ditolerir lagi, sebaiknya laporkan saja mereka ke atasan, atau ke HRD. Jika perilaku mereka sudah meresahkan dan terjadi berulang kali, jangan buang waktu dan energi Anda untuk menghadapi hal itu sendirian. Hal ini akan membuat Anda kehabisan waktu dan energi untuk bekerja.

Cara Jangan Pernah Gagal

Setiap orang cenderung menghindari kegagalan. Namun apabila kesuksesan juga tak kunjung diraih, kenali lagi diri Anda.  Karena mungkin sikap Anda sendiri yang justru menyebabkan kegagalan itu terjadi.

Mungkin selama ini Anda sudah merasa benar dalam berpikir dan bertindak untuk mencapai kesuksesan. Namun kalau dilihat lagi, apakah Anda sudah berhasil dalam mencapai tujuan Anda? Atau mungkin Anda kerap menyalahkan orang lain atau bahkan menyalahkan keadaan atas kegagalan yang Anda alami. Meski begitu, jangan terburu-buru mengambil kesimpulan. Coba cek daftar sikap dibawah ini, apakah Anda mengalaminya dan tak sadar membiarkan sikap tersebut sehingga menunda datangnya kesuksesan.

Takut
Jangan biarkan perasaan takut menjadi penyebab kegagalan Anda. Bagaimana cara mengatasinya? Simak tiga langkah berikut ini:
1. Cari tahu mengapa Anda terus merasa takut di dalam karir Anda.
2. Putuskan bahwa rasa takut itu harus hilang.
3. Mulai pada saat Anda masih merasa takut.

Rasa takut dapat membuat Anda aman karena Anda akan selalu memilih berada dalam zona nyaman Anda. Namun bukankah kesuksesan lebih terasa spesial apabila Anda berhasil keluar dari kegagalan? Dengan mengetahui apa sebenarnya penyebab ketakutan Anda, Anda dapat mencari solusinya dengan mudah. 

Keluarlah dari zona nyaman dan biarkan diri Anda tertantang untuk mengalahkan ketakutan Anda sendiri, tapi bukan tanpa persiapan. Gunakan rasa takut dengan tujuan yang positif, yaitu untuk membuat Anda tetap waspada akan segala resiko dalam mencapai tujuan Anda.

Miliki pola pikir berikut ini agar rasa takut tak menghambat Anda meraih sukses:
* Jangan ragu untuk mencoba hal yang baru atau menghadapi tantangan. Karena dengan tantangan Anda akan dipacu untuk mengeluarkan sisi terbaik Anda. 
* Jangan takut untuk menemui kegagalan, karena tanpa Anda mencoba, Anda tidak akan pernah tahu apakah Anda akan gagal atau berhasil.
* Jangan takut mengerjakan sesuatu yang sama sekali baru dalam pekerjaan Anda, karna dengan begitu Anda akan belajar.
* Bila Anda harus meninggalkan zona nyaman Anda, pastikan Anda punya persiapan baik mental dan pengetahuan.
* Ambil resiko. Kalau pada akhirnya usaha Anda gagal, paling tidak Anda sudah mencoba dan berhasil mengalahkan rasa takut Anda.

Cuek
Memperhatikan keadaan di sekitar dapat membantu Anda dalam bertindak. Jangan-jangan sekeliling Anda mempunyai etos kerja yang lebih tinggi daripada Anda. Jangan mau kalah, Anda pun harus berusaha lebih keras dari sebelumnya. Dengan memperhatikan situasi, Anda juga dapat memperkecil resiko kegagalan.

Lakukan ini:
* Apabila orang-orang di sekitar Anda berusaha 100 persen, Anda berikan 120 persen.
* Bila sedang mengerjakan proyek tertentu, selalu siapkan rencana B dan C, sehingga apabila rencana A gagal, Anda masih punya jalan keluar.
* Coba cari tahu faktor apa saja yang mungkin membuat rencana Anda bisa gagal, dan siapkan solusinya.

Ekspektasi Terlalu Tinggi

Mempunyai target yang terlalu sulit untuk dicapai akan menambah berat beban pekerjaan yang Anda rasakan. Bila Anda gagal, rasa kecewa yang Anda alami akan lebih besar pula. Namun jangan berkecil hati. Introspeksi diri dan ukur kemampuan Anda. Apakah selama ini usaha dan kemampuan Anda sudah sebanding dengan pencapaian yang ingin Anda raih.

Lakukan ini:
* Untuk mencapai posisi jabatan tertentu, butuh proses. Bukan dengan cara yang instan.
* Buat daftar target pencapaian yang ingin Anda raih. Urutkan mulai dari yang termudah Anda capai hingga yang paling sulit.
* Kemampuan Anda akan terdorong naik sesuai pencapaian yang selama ini Anda raih.

Mudah menyerah
Hindari sikap mudah menyerah dengan beralasan bahwa sudah menjadi nasib Anda untuk mengalami kegagalan terus menerus. Mempunyai pola pikir seperti itu dapat membuat Anda malas untuk mencoba dan merubah keadaan. Anda harus yakin bahwa Anda bisa mengubah keadaan dengan berusaha dan bekerja keras. Kesuksesan ditentukan oleh semangat, kemauan, dan kerja keras kita.

Lakukan ini:
* Apabila Anda ingin keadaan berubah, yang pertama harus dilakukan adalah merubah pola pikir Anda.
* Percaya bahwa Anda dapat naik ke jenjang karir berikutnya dengan berusaha lebih keras dari apa yang Anda lakukan saat ini.

Pesimis
Pesimis sama dengan kalah sebelum bertanding. Dengan kata lain, Anda menyerah sebelum berusaha dalam melakukan sesuatu untuk mendapatkan apa yang ingin Anda capai. Percaya diri merupakan kuncinya. Bila kita sendiri tidak percaya akan kemampuan diri sendiri, bagaimana orang lain bisa percaya pada kemampuan kita? Jadi, bersikaplah optimis.

Lakukan ini:
* Katakan dalam hati “Saya pasti bisa!” dalam setiap memulai mengerjakan sesuatu. Mantra tersebut dapat memotivasi diri Anda untuk melakukan yang terbaik dan lebih percaya diri.
* Cari dukungan dari orang lain agar Anda lebih merasa bersemangat.
* Ingat lagi target Anda, dengan begitu Anda akan termotivasi untuk mencapainya.

Langkah Yang Harus Diambil Agar Harapan Jadi Kenyataan

Anda dapat mewujudkan apa pun harapan yang selama ini tersimpan, mendapatkan pekerjaan impian, melanjutkan sekolah, traveling keliling Indonesia atau bahkan dunia, berkontribusi dalam kegiatan sosial. Jangan biarkan kesibukan sehari-hari menunda Anda mewujudkan mimpi, atau bahkan membuat Anda tak sempat memikirkan kembali semua harapan-harapan itu.

Lakukan empat langkah berikut ini, yang membantu Anda meraih mimpi mewujudkannya menjadi nyata:

1. Membuat daftar.

Percaya atau tidak, langkah ini tak sesederhana seperti kedengarannya. Kebanyakan dari kita punya banyak keinginan dan berharap bisa pergi ke suatu tempat, namun kita tidak tahu persis arah dan tujuannya. Anda akan kesulitan menemukan apa yang sebenarnya diinginkan, sebelum menggali lebih dalam diri Anda.

Tanyakan pada diri sendiri, apa yang paling Anda inginkan dalam hidup? Hal apa yang paling ingin Anda lakukan? Untuk menemukan jawaban, Anda bisa mendapatkan melalui berbagai cara. Bahkan ketika Anda menonton acara televisi tentang traveling, acara masak-memasak, apa pun yang terkait dengan mimpi-mimpi Anda. Begitu Anda menemukan jawaban, Anda bisa memulai perjalanan untuk memenuhi apa pun keinginan Anda.

2. Riset.
Melakukan riset menjadi langkah berikutnya untuk mewujudkan harapan-harapan yang sebelumnya telah tertulis rapi. Langkah ini dapat menghemat waktu, uang dan mengurangi stres. 

Sebagai contoh, kalau Anda begitu ingin melakukan kegiatan sosial, mulailah lakukan riset berbagai kegiatan penggalangan dana di sekitar tempat tinggal Anda. Anda juga bisa mencari informasi mengenai berbagai organisasi sosial yang cocok dengan keinginan dan minat Anda. 

Kalau Anda menyimpan keinginan traveling keliling dunia, banyak website yang bisa Anda kunjungi atau blog berisi ulasan mengenai berbagai tempat. Lakukan riset sebelum mewujudkan keinginan melakukan perjalanan. Karena melalui riset, Anda bisa membuat rencana perjalanan lebih matang, dilengkapi dengan berbagai tips juga informasi mengenai tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi dengan hemat biaya.

Sementara kalau keinginan Anda adalah merintis karier baru, namun tidak memiliki keterampilan di bidang tersebut, juga lakukan riset. Pelajari bidang baru yang Anda minati untuk digeluti tersebut. Termasuk memelajari lingkungan baru, budaya kerja, dan kemungkinan pengembangan karier di tempat baru. Anda pun perlu menyiapkan waktu sebelum akhirnya beralih profesi atau memasuki bidang kerja baru. Karena Anda perlu menambah pengetahuan dan keterampilan untuk memasuki dunia baru tersebut.

3. Rencana.
Impian apa pun yang ingin Anda wujudkan, baik finansial, pendidikan, pekerjaan, perjalanan, perencanaan dapat membantu Anda meraihnya. Sebelum bertindak, buat perencanaan dengan hati-hati. Jika sudah membuat daftar, lalu melakukan riset, dan membuat perencanaan matang, apa pun yang ingin Anda wujudkan bisa tercapai lebih mudah.

Sebagai contoh, jika impian Anda adalah mendapatkan pekerjaan atau karier baru yang lebih baik, buat rencana dengan menemukan jaringan yang dapat mendukung Anda meraihnya. Cari teman atau keluarga yang bisa membantu dan mendukung Anda. Tak ada salahnya memberitahu teman atau keluarga mengenai impian Anda setelah Anda membuat perencanaan matang. Dengan begitu, mereka akan tahu bagaimana caranya untuk membantu Anda meraih impian. 

Membuat perubahan dalam hidup akan terasa lebih menyulitkan tanpa adanya bantuan. Misalnya, Anda memutuskan melanjutkan sekolah dan berhenti kerja. Tanpa adanya perencanaan matang, orang-orang terdekat Anda takkan memahami tujuan Anda. Anda pun membutuhkan dukungan terutama dari keluarga atau pasangan, karena secara finansial Anda tak lagi mandiri seperti saat bekerja.

4. Lakukan!
Setelah Anda memahami apa yang paling Anda inginkan, mengetahui harapan-harapan yang ingin segera direalisasikan, bergeraklah mewujudkannya. Tak ada lagi alasan yang menunda Anda mewujudkan impian jadi nyata. 

Anda telah melakukan riset untuk mengumpulkan data dan fakta termasuk tujuan yang ingin Anda capai, membuat perencanaan dari strategi hingga finansial. Jangan lagi menunggu waktu tepat untuk mewujudkan harapan jika semua tahapan sudah Anda lakukan. 

Tak perlu menunggu keberuntungan atau keajaiban. Karena aksi nyata Anda dapat menciptakan keajaiban, yakni mewujudkan harapan yang selama ini terpendam atau tertunda.

Cara Menghemat Pengeluaran Rumah Tangga

Ibu rumah tangga merupakan pekerjaan perempuan kreatif yang dituntut serbabisa, termasuk dalam mengelola keuangan keluarga. Agar bisa berhemat dengan kondisi finansial yang hanya ada ditopang dari satu pemasukan (dari suami yang bekerja), sejumlah cara ini bisa dilakukan untuk menghemat pengeluaran rumah tangga.

1. Merencanakan menu.Perencanaan menu harian, terutama untuk makan malam dapat membantu menghemat pengeluaran keluarga. Meski pun terkadang ibu rumah tangga tak punya cukup waktu untuk membuat makan malam, karena berbagai pekerjaan yang menyita waktu seperti membersihkan rumah, mengurus anak-anak sekolah dan lain sebagainya. 

Manajemen waktu yang baik memungkinkan ibu untuk membuat makan malam, alih-alih membeli makanan matang yang menguras dompet. Untuk itu, buatlah perencanaan menu untuk seminggu, karena cara ini lebih efektif. Cara ini juga memudahkan dan menghemat saat berbelanja bahan makanan.

Jika masih juga tak sempat memasak makan malam, Anda bisa mencari informasi mengenai paket hidangan rumahan yang bisa dipesan secara online. Berbagai jasa katering dapat membantu Anda, namun perhatikan unsur higienitas makanan selain tentunya perhitungkan harga.

2. Pengasuh anak gratis.Jaga hubungan baik dengan tetangga, karena hal ini juga bisa menghemat pengeluaran. Terutama saat Anda membutuhkan pengasuh anak ketika Anda harus menemani suami menghadiri acara kantor, merayakan hari jadi, atau sekadar kencan di akhir pekan. Tentunya hal ini berlaku bagi pasangan yang merawat anak tanpa babysitter.

Tawarkan bantuan kepada tetangga Anda terlebih dahulu, bahwa Anda bersedia menjaga anak-anak mereka kalau mereka membutuhkan pengasuh karena harus menghadiri acara tertentu. Dengan kebersamaan yang terbangun, Anda pun bisa meminta bantuan yang sama kepadanya suatu waktu. Cara ini tentu menghemat pengeluaran dari membayar jasa babysitter bukan?

3. Teliti sebelum membeli.Apa pun yang ingin Anda beli, lakukan riset sebelumnya. Bahkan ketika Anda membutuhkan sekotak sereal pun. Bandingkan harga dari satu toko dengan toko lainnya. Anda pun bisa terbantukan dengan belanja online yang marak belakangan. Cara ini dapat menghemat waktu dan uang.

Meski begitu, harga bukan satu-satunya pertimbangan. Anda juga perlu membandingkan kualitas produk.

4. Barter jasa.

Seperti halnya barter jasa pengasuhan anak, Anda juga bisa melakukan barter jasa lainnya dengan tetangga dekat. Misalnya, berikan tumpangan pada anak tetangga yang satu sekolah dengan anak Anda. 

Jika sewaktu-waktu Anda tak bisa mengantar-jemput anak-anak, tetangga bisa menjadi andalan terpercaya.

Anda juga bisa mengajar privat seusai keahlian yang Anda punya, tanpa dipungut biaya kepada anak-anak tetangga. Begitu pun dengan tetangga Anda, yang memiliki keahlian lain bisa mengajarkan anak-anak Anda keterampilan yang ia punya.

5. Kreatif.

Banyak cara kreatif yang bisa ibu lakukan di rumah untuk mengubah suasana. Jika bosan dengan busana di lemari, Anda bisa berinisiatif mengajak teman-teman bertukar baju layak pakai. Jika ingin mendekorasi kamar anak, Anda bisa memanfaatkan berbagai perlengkapan kerajinan tangan dan berkreasi dengan si kecil untuk menghias dan mengubah suasana kamar. 

Prinsipnya, selalu berpikir kreatif setiap kali menjalankan tugas rumah tangga, dengan bertanya kepada diri sendiri secara kritis: Apa yang bisa saya lakukan sendiri, tanpa perlu mengeluarkan uang atau lebih berhemat untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan? Pertanyaan inilah yang akan membuat Anda tergerak melakukan berbagai hal yang dapat menghemat waktu, tenaga dan uang.

Tipe Perilaku Pekerja

Ketika Anda diberi tugas tambahan oleh atasan, yang bahkan kurang berkaitan dengan bidang Anda, apa yang Anda pikirkan saat itu? Apakah Anda bersungut-sungut? Atau malah menganggap itu sebagai tantangan? 

Terdapat empat tipe perilaku karyawan di kantor. Masing-masing tipe ternyata menentukan prestasi, mengapa? Karena perilaku sangat berkaitan dengan produktivitas dan hasil kerja, termasuk dengan hubungan dengan sekitar Anda. Perilaku ini juga berpengaruh terhadap penilaian atasan kepada Anda. Termasuk tipe pekerja yang manakah Anda?

Job Lover: “Tugas baru, tantangan baru. Pekerjaan yang menarik!”
Cirinya? Tahu seluk beluk sejarah perkembangan perusahaan dengan baik, tidak sungkan melewatkan makan siang atau waktu rehat dengan asik bekerja, punya banyak teman seprofesi di perusahaan lain, serta rela memanfaatkan waktu luang untuk belajar dan menambah keahlian di bidangnya. Karyawan dengan tipe seperti ini sangat mencintai pekerjaannya, selalu menempatkan pekerjaan sebagai tantangan yang mengasyikan walaupun itu menyita banyak waktu.

Hebatnya, karyawan seperti ini jarang sekali mengeluh tentang pekerjaannya. Mereka cenderung perfeksionis karena belum merasa puas kalau pekerjaan mereka belum sempurna, dan akan terus berusaha hingga mereka anggap itu sempurna. Mereka juga tidak sungkan untuk menawarkan diri membantu karyawan yang lain. Namun hati-hati ya, work hard tanpa play hard tidak baik. Jika tingkat stres semakin meninggi, bisa jadi tubuh ikut merugi.

Job Doer: “Baik, akan saya kerjakan tugasnya”
Cirinya? Bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan, suka atau tidak. Mengerjakan pekerjaan sampai tuntas dan selesai karena merasa itulah tugasnya sebagai karyawan. Namun, jika pekerjaan mereka telah selesai, mereka lebih memilih untuk bersenang-senang dibandingkan berurusan dengan pekerjaan, sampai diberi tugas selanjutnya. Karyawan dengan tipe seperti ini juga jarang terlihat mengeluh karena menurut mereka itu bukan porsinya. Bagi mereka, intinya jika tugas sudah diberikan, dikerjakan dengan baik, dan harus selesai dengan baik pula.

Baiknya karena mereka bisa menyeimbangkan antara waktu bekerja dengan waktu untuk bersenang-senang. Namun sayangnya karyawan dengan tipe seperti ini kurang mempunyai inisiatif untuk bertanya apakah mereka bisa mengerjakan sesuatu yang lain, karena mereka menganggap semua karyawan sudah diberikan pekerjaan sesuai dengan porsi atau bagiannya masing-masing. Tapi bukan berarti ketika dimintai bantuan mereka tidak mau menolong, justru mereka selalu siap dan bisa diandalkan.

Job Hater: “Duh, kenapa tugas saya banyak sekali sih?”
Cirinya? Diberi tugas A, mengeluh. Diberi tugas B, mengeluh. Sepertinya diberi tugas apapun akan dikerjakan dengan diwarnai keluhan ini dan itu. Rajin dalam urusan komplain dan mengkritik perusahaan atau tugasnya. Walapun mungkin mereka tidak menunjukkan secara langsung di depan atasan. Karena terkadang yang menjadi sasarannya adalah rekan kerja di samping kanan dan kirinya, serta si keyboard komputer. Hal ini bisa disebabkan karena pada dasarnya mereka kurang menyukai bidang pekerjaan mereka. Walapun pada akhirnya mereka menyelesaikan tugas yang diberikan hingga selesai.

Sikap profesional sangatlah penting. Sebagai karyawan, sudah menjadi kewajiban untuk mengerjaan tugas yang diberikan dengan baik dan semaksimal mungkin. Mencintai pekerjaan sangat perlu, namun bila tidak kunjung cinta terhadap pekerjaan, mengapa tidak mencari yang lebih baik dan sesuai minat dan bakat? Pekerjaan akan terasa lebih ringan bila dikerjakan dengan hati senang. Daripada menularkan energi negatif, lebih baik pancarkan energi positif.

Job What? “Saya tidak tahu harus bagaimana caranya menyelesaikan tugas ini!”

Cirinya? Ketika diberikan pekerjaan, yang terlintas di pikiran adalah “Apa yang harus saya lakukan?”. Jangankan untuk mengeluh, menentukan dari mana harus memulai pekerjaan saja bingung. Jangankan untuk mengerjakan hingga tuntas, pekerjaan yang diberikan mungkin tidak pernah mereka kenal sebelumnya.

Kok bisa ya? Perasaan terjebak atau tidak sengaja terjerumus dalam sebuah bidang pekerjaan bisa disebabkan karena mereka terpaksa menerima pekerjaan karena ketika itu hanya bidang pekerjaan ini yang memberikan kesempatan. Tidak ada salahnya untuk mengambil kesempatan, asalkan giat untuk mencari tahu dan belajar dari nol. Mereka dapat belajar dari kesalahan dan pengalaman orang lain, walau membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Orang sukses dan hebat justru harus memulai dari nol, bukan dengan cara yang instan, kan?

Pencitraan Tak Harus Korbankan Jati Diri

Seorang teman kesal karena dirinya dinilai tidak “pleasant” oleh orang lain. Ada juga orang yang marah saat disebut suka “menjilat”, karena sikapnya yang mati-matian berusaha berlaku “nice” saat di depan atasan.

Melihat hal ini, saya selalu mengingatkan di dalam berbagai kelas pelatihan, bahwa pandangan orang terhadap citra diri kita adalah sah dan benar adanya. Kalau ada orang beranggapan bahwa kita tidak “pleasant”, kita tidak bisa mengatakan mereka salah, karena itulah persepsi, kesan atau citra diri yang ditangkap oleh orang tersebut. Kita boleh berupaya  untuk menjelaskan alasan kita bersikap demikian, namun tetap saja, pendapat orang mengenai citra diri kita itulah yang perlu diperhitungkan. Seorang kolumnis, Regina Brett, bahkan mengatakan: “What other people think of you is none of your business.” Dari sini kita bisa merasa betapa citra diri ini jauh dari jangkauan kontrol pribadi.

Maraknya dinamika dunia politik membuat kita semakin menyadari bahwa di negara kita para konsultan komunikasi massa bekerja keras untuk pembentukan citra positif pejabat yang sedang mendapat sorotan publik. Bila ada berita di media mengenai calon gubernur atau calon presiden dan kemudian banyak komentar miring yang menuduh situasi tersebut sebagai pencitraan, maka upaya pencitraan itu tergolong gagal. Ujung-ujungnya upaya pencitraan malah kerap dijadikan sindiran dan bahkan bahan olok-olokan. Padahal sebagai pemimpin, pejabat dan profesional kita memang membutuhkan pencitraan diri positif agar bisa sukses dan efektif di pekerjaan kita, bukan?

Kita tahu, Margareth Thatcher pun diminta untuk tidak menggunakan topinya lagi ketika ia sedang memperebutkan jabatan Perdana Menterinya. Namun, mengapa upaya pemolesan citra ini tidak mudah? Bukankah sudah ada pelajaran mengatur body language, olah vokal, public speaking, dan ketrampilan lain? Berarti upaya pencitraan ini sah, namun bila tidak dilakukan dengan hati-hati dan penuh rekayasa, maka upaya yang tidak murah ini begitu rentan gagal.

Citra diri vs potret pribadi
Seberapa sering Anda berdialog dengan diri sendiri di depan  kaca? Apa yang Anda katakan? Bagaimana Anda memberi julukan pada diri sendiri? Kita bisa berhadapan dengan kaca dan tiba-tiba seolah menghadapi orang asing, yang selama ini tidak kita “kenal”  atau memarahi bayangan kita sendiri, karena kurang diet dan terlihat gemuk. Sebaliknya, kita juga juga bisa mengatakan “good morning" dengan ramah dan memberi semangat saat bertatapan dengan diri sendiri.

Mirror method” ini adalah salah satu cara yang bisa dimanfaatkan individu untuk melihat ke dalam diri sendiri dan memulai self appraisal terhadap diri. Tanpa kekuatan mawas diri ini, upaya menciptakan “kemasan” tidak bisa pas bila tidak disesuaikan dengan isinya. Kita bisa mengemas, memperkuat, tetapi tidak bisa memalsu.

Kita bisa perhatikan bahwa di dunia di mana kita semakin mudah melakukan imitasi, meniru, melakukan “spin-off” atau “knock-off” seperti sekarang, orang sering melupakan jati diri yang sebenarnya. Orang sering melupakan "diri" yang paling dalam bila sedang memoles citranya. Padahal, mempertahankan citra diri yang sesuai dengan jati diri sebenarnya adalah strategi yang paling ampuh, karena kekuatan kualitas diri ini  tidak akan terhapus oleh badai persepsi buruk manapun.

Upaya, kebiasaan-kebiasaan kita dan nilai yang kita anut adalah gambaran diri kita. Kalau kita biasa bangun pagi, sudah siap bekerja di kantor sejak jam 6.30, maka citra diri kita sebagai orang yang rajin dan produktif segera terbentuk. Sebaliknya bila kita tidak dekat dengan wong cilik, tetapi demi pencitraan lalu mendadak berkunjung ke tempat kumuh, ikut makan dengan keluarga miskin, publik akan tahu, apakah tidakan kita ini upaya berpura-pura atau aslinya.

Seorang teman yang mengalami perceraian menyatakan bahwa ia tidak khawatir terhadap citranya sebagai janda. Ketika ada yang mempertanyakan, ia mengatakan: ”Upaya saya untuk mempertahankan perkawinan sudah sangat optimal dan mencapai titik di mana siapa pun yang mengalaminya pasti juga akan melakukan perceraian”. Itulah sebabnya tidak ada upaya untuk menutup-nutupi keadaan dirinya, sehingga penampilannya yang rileks justeru membawa daya tarik sendiri.

The real “you”
Melakukan “Marketing Me”, memang tidak mudah, namun bukannya tidak mungkin dilakukan. Bila kita memiliki ketrampilan, kebiasaan, hobi, ataupun keahlian yang unik dan khusus, apalagi ditambah “success journal” yang nyata, otomatis citra diri kita kuat melekat di mata orang lain. Meneg BUMN, yang menjadi ketua pembina klub-klub Barongsay memang sangat gemar menonton pertunjukan barongsay. Beliau pun langsung mendapat tempat di hati  masyarakat di seputar kesenian ini, karena hobi yang dimilikinya.

Values yang ditangkap dari diri seseorang sebetulnya bisa lebih banyak bicara daripada penampilan, slogan, ataupun kemasan-kemasan menarik yang berusaha diciptakan. Seorang yang terkenal matre alias mementingkan uang, akan segera kelihatan palsu bila mendadak tampil sederhana dan seolah-olah tidak butuh uang. Seseorang yang religius pun tidak selalu harus tampil dengan sorban atau busana yang kental nuansa agamanya, untuk mendapat penilaian bahwa ia memegang nilai spiritual tinggi.

Melalui pendapat yang disampaikan, argumentasi dalam presentasi atau usulan yang dibawakan, orang sebetulnya sudah bisa meraba values yang dianut seseorang. Topi Margareth Thatcher  tidak membedakan apakah ia wanita besi atau bukan wanita besi. Kejernihan amanah Jenderal Nasution tidak berasal dari polesan apapun, namun terasa benar berasal  jauh dari dalam dirinya.

Ini berarti bahwa kunci untuk membuat citra pribadi tidak dengan mencekoki publik dengan “image” tertentu, namun membeberkan “track record” kesuksesan, menampilkan apa adanya kebiasan-kebiasaan individu sehari-hari, serta menggarisbawahi perkataan individu yang menggambarkan nilai yang dianutnya. Biarkan publik menilai sendiri.