Rabu, 06 Februari 2013

Pengacau Manajemen Waktu

1. Overplanning.
Seringkali kita merasa waktu 24 jam dalam sehari tak cukup untuk menyelesaikan berbagai aktivitas. Inilah pentingnya membuat rencana untuk menentukan prioritas.

Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menentukan prioritas, bisa dalam bentuk harian, mingguan atau bulanan. Apa yang Anda pilih, yang penting adalah aksi. Jangan sampai hanya sibuk membuat rencana tapi nihil dalam pelaksanaan.

Menurut M Christian dalam bukunya "Time Management, Mengatur Waktu itu Mudah", ada dua gejala overplanning:
* Terlalu sibuk berkutat dengan rencana dan gagal mengeksekusi rencana yang sudah dibuat. Langkah kita hanya berhenti di rencana, padahal dalam manajemen waktu pelaksanaan adalah alangkah berikutnya.

* Menjadikan semua kegiatan sebagai obyek rencana. Merencanakan semua hal yang akan dijalani memang perlu, tapi jangan lupa, ada kalanya kita juuga harus bersiap menghadapi hal-hal tak terduga.

2. Misplanning.
Kesalahan perencanaan adalah kesalahan kedua dalam manajemen waktu. Kesalahan perencanaan ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, di antaranya salah informasi. Ini terjadi karena informasi yang dikumpulkan tidak lengkap dan tidak tepat. Padahal informasi yang akurat adalah kunci utama mencapai keberhasilan mengatur waktu.

Kesalahan informasi ini akan berdampak panjang, seperti salah sasaran, salah penempatan sumber daya, salah penentuan waktu. Kalau yang terjadi seperti ini, sudah pasti rencana akan buyar sehingga gagal mencapai tujuan.

3. Overscheduling.
Kalau kebanyakan jadwal akibatnya Anda tak memiliki me time, dan aktivitas yang Anda kerjakan juga belum tentu memiliki hasil maksimal. Mengapa? Karena Anda selalu merasa dikejar waktu dan terburu-buru.

Overscheduling akhirnya yang malah menjadi penghambat efektivitas, karena menuntut Anda melakukan banyak hal dalam waktu yang terbatas. Efek jangka panjangnya dapat menimbulkan stres dan membuat Anda merasa tak nyaman melakukan pekerjaan.

4. Overdetail.
Untuk menghindari terjadinya kesalahan, setiap detil memang perlu diperhatikan. Namun, ini bukan berarti membuat Anda menjadi berlebihan dalam memerhatikan detil. Akibatnya rencana yang seharusnya simpel dan mudah terlihat rumit dan kompleks, sehingga menjadi sulit dikendalikan.

Gejala overdetail ini mendorong Anda mencatat terlalu banyak hal, padahal bisa jadi tak semuanya penting. Dalam perencanaan manajemen waktu, ini bisa membawa efek buruk. Pertama akan membuat Anda kehilangan pegangan untuk membedakan mana yang utama dan mana kurang penting.

Terlalu detil juga cenderung membuat Anda menyamakan semua hal, sehingga tak jarang membuat pekerjaan mudah terasa menjadi lebih rumit. Kedua, sikap tersebut akan membuat Anda sulit bersikap fleksibel, sehingga saat menghadapi hal-hal tak terduga Anda akan merasa sedang menghadapi masalah besar.

5. Delaying.
Sikap suka menunda bisa dibilang tidak disiplin. Ini adalah pengganggu utama dalam manajemen waktu. Tanpa kedisiplinan dari dalam diri, manajemen waktu takkan berjalan efektif. Disiplin berarti memiliki komitmen untuk menjalani rencana sesuai misi dan tujuan yang telah Anda rencanakan.

Seringkali, ketidakdisiplinan ini muncul karena berbagai godaan yang enggan Anda hindari, misalnya menunda. Ketika Anda menunda pekerjaan, berarti menunda sehari untuk mencapai tujuan.

Untuk menghindari ini tentu Anda harus memiliki motivasi kuat dari dalam diri. Kalau rasa malas melanda, yang perlu diingat adalah saat Anda menandai satu dari daftar yang harus dilakukan itu berarti Anda semakin mendekati tujuan.

Jadi, mulai sekarang singkirkan hal-hal yang mengaganggu konsentrasi dan fokus pada tujuan awal yang sudah Anda rencanakan.

Kesan Pertama

"Jangan menilai orang dari luarnya saja," berikut adalah nasihat yang baik dan memang sudah seharusnya seperti itu. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa orang tak dapat menahan diri untuk membuat asumsi terhadap orang lain saat pertama kali bertemu. Katakanlah Anda berpapasan dengan orang asing, melihat perempuan memasuki ruangan, melihat tingkah pongah orang di mal, resto atau bioskop. Anda pasti mempunyai asumsi: dia sombong, malas, dia kaya dan ramah, gadis kecil itu nakal. Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang orang pikirkan tentang Anda saat melihat Anda pertama kali?

"Dalam menarik sebuah asumsi yang positif, cara Anda menempatkan diri dan berpenampilan lebih penting ketimbang wajah cantik," kata Brandy Mychals, penulis buku How to Read a Client from Across the Room (McGraw-Hill, 2012). "Bahkan dalam sebuah wawancara kerja, pewawancara bisa sudah mengambil keputusan sebelum Anda duduk."

Lalu pertanyaannya sebenarnya apa sih yang menjadi perhatian pertama kali orang melihat kita? Berikut adalah lima hal yang orang perhatikan pertama kali saat melihat Anda.

1. Sepatu
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Research in Personality, peneliti menemukan fakta bahwa orang-orang bisa secara akurat menebak usia orang asing, jenis kelamin, dan penghasilannya hanya dengan melihat sepatu mereka. Mereka juga terkait ciri-ciri kepribadian tertentu dengan sepatu yang berbeda. Sepatu yang lebih maskulin dianggap dikenakan oleh orang kurang menyenangkan, sementara sepatu stylish atau menarik diasumsikan dikenakan oleh orang yang kaya. Dan orang-orang yang mengenakan sepatu ankle boots diasumsikan agresif.


2. Kosmetik
Sedikit pulasan make-up tak hanya akan membuat Anda terlihat cantik tapi juga percaya diri. Dalam sebuah studi yang didanai oleh Proctor & Gamble dan dilakukan oleh Harvard University, orang mengatakan perempuan mengenakan sedikitmake-up lebih menyenangkan, kompeten, dan dapat dipercaya dibandingkan dengan perempuan berwajah polos.

Tetapi jangan menggunakan make-up berat. Sebab meski make-up membuat wanita terlihat lebih menarik, kompenten dan dapat dipercaya, akan tetapi jika dikenakan berlebihan justru asumsinya terbalik menjadi tidak bisa dipercaya dan tidak jujur.


3. Senyum
Awal tahun ini, sebuah studi yang didanai oleh Invisalign mengungkap mereka yang memiliki senyum lurus dan gigi rapi dianggap lebih bahagia, lebih cerdas, lebih sukses dan populer dibandingkan dengan mereka yang senyumnya miring dan gigi berantakan.

Bahkan 38 persen juga mengatakan gigi buruk akan membunuh kemungkinan kencan pertama berlanjut. Di dunia profesional pun mengeluarkan fakta cukup unik, hampir setengah responden mengatakan bahwa ketika mereka dihadapkan pada pilihan antara dua calon karyawan dengan keterampilan dan pengalaman sama, calon dengan senyum indah dan gigi rapi yang akan dipekerjakan.


4. Pakaian
Perempuan yang mengenakan rok dianggap menghasilkan uang lebih banyak dan lebih percaya diri dibandingkan yang mengenakan pantsuits dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas of Hertfordshire. Para peneliti mengatakan rok menyeimbangkan profesionalisme dengan daya tarik tanpa provokatif.

Mengenakan pakaian yang tepat juga dapat mengubah persepsi diri. Peneliti di Northwestern University's Kellogg School of Management menemukan fakta siswa yang mengenakan jas lab putih melakukan percobaan ilmiah lebih baik dibandingkan mereka yang mengerjakan pakaian biasa.

5. Tubuh tegap
Cukup dengan berdiri tegak dapat berbicara banyak. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Psychological Science, yang disebut "posture expansiveness" berdiri tegak tidak hanya membuat Anda tampil lebih percaya diri dan berwibawa, Anda akan benar-benar berpikir dan bertindak seperti itu. Postur penting bahkan dapat memberi Anda rasa kekuasaan, kata peneliti.

Cara Bijaksana Saat Memberi Kritik

Sebuah kritikan sebenarnya sesuatu yang sangat berharga dan mempunyai tujuan yang baik. Bila bisa diterima dengan lapang dada, kita akan mampu mengoreksi kekeliruan yang terjadi dan membuat perbaikan.Bila tidak, yang terjadi hanya rasa tidak nyaman dan rasa gagal melakukan tugas.

Sebaliknya, memberi kritik dianggap lebih mudah karena kita hanya menyampaikan apa yang tidak berkenan dari sisi kita. Padahal sebenarnya tidak juga. Memberi ataupun menerima kritikan sama-sama membutuhkan strategi dan kebijaksanaan. Isi kritikan haruslah yang berhubungan dengan pekerjaan, bukan yang menyangkut pribadi seseorang.

Kritikan juga seharusnya dilontarkan dengan tujuan agar si penerima kritik menjadi lebih baik lagi. Karena itulah, menurut Rizky Mahendra, MM, konsultan manajemen dan pemilik Muliarder Training Center, ada beberapa prinsip yang perlu digunakan saat kita harus memberikan kritik pada seseorang:

Gunakan strategi puji-kritik-puji. 
Memang terdengar agak aneh, tapi dengan begini orang yang Anda kritik justru merasa tidak tegang atau tersinggung. Awalilah dengan pujian, dan akhiri pula dengan pujian. Misalnya Anda akan mengkritik seseorang karena kekurangtelitiannya, katakan, "Saya perhatikan kamu selalu bekerja dengan penuh semangat, namun alangkah baiknya rasa semangat ini bisa dilengkapi juga dengan ketelitian dalam menyelesaikan hitungan. Tapi terus terang, saya salut dengan semangat kerja kamu."

Pilih situasi dan kondisi yang tepat. 
Saat Anda mau menyampaikan kritik, sebaiknya lihat dulu situasi dan kondisi yang bersangkutan. Jika yang bersangkutan sudah menampakkan kondisi stres janganlah Anda tambahkan dengan memberikan kritikan. Tunggulah hingga waktu dan kondisi yang kondusif. Jika waktunya tidak tepat, tujuan dari kritik itu pun bisa tidak tercapai.

Harus sesuai fakta. 
Sebelum mengutarakan kritikan, kita harus yakin dengan apa yang akan disampaikan. Harus benar-benar paham dengan apa yang akan diutarakan. Jangan hanya berdasarkan asumsi atau informasi dari orang lain.

Atur bahasa tubuh.
 
Saat memberikan kritikan pada seseorang, berilah kesempatan pada yang bersangkutan juga untuk mengutarakan alasannya. Saat seseorang mencoba untuk memberikan penjelasan, bahasa tubuh juga harus mencerminkan sikap yang terbuka terhadap penjelasan tersebut. Dari sinilah semua masalah akan menemukan jalan keluarnya.

Berikan waktu. 
Kritikan bukanlah hukuman, tapi sebuah koreksi agar yang bersangkutan menjadi lebih baik. Jika yang bersangkutan tidak bisa memberi respons langsung, berilah dia kesempatan lain. Secara psikologis sangat penting untuk memberikan ruang waktu antara saat kita memberikan kritikan dan penjelasan dari yang bersangkutan. Dengan begitu kita akan dinilai masih mempunyai empati terhadap yang bersangkutan.

Dikritik atau mengkritik dalam dunia kerja sudah merupakan hal lumrah dan wajar, karena menyangkut pencapaian sebuah target dan etos maupun etika kerja. Tetapi, harus dicamkan di sini, jika kritikan sudah di luar jalur pekerjaan dan sifatnya personal, tidak perlu ditanggapi atau abaikan saja!

Coaching

Jujur dan objektif dalam memberi umpan balik mengenai sikap, kinerja, ketrampilan individu jelas bukan hal mudah. Namun, kita tahu bahwa ini kritikal bagi pengembangan diri anak buah, sehingga memang tidak bisa kita hindari.

Ya, umpan balik menjadi komoditi penting dalan transaksi “coaching”. Tidak heran dalam kegiatan pelatihan coaching, porsi terbesar yang dilatihkan adalah pemberian umpan balik. Harapan kita tentu saja, bila sebagian besar eksekutif sudah mengikuti sertifikasi coaching, para atasan ini akan trampil memberi umpan balik, dan selanjutnya, budaya coaching pasti akan tumbuh.

Tapi, pada kenyataannya, hal ini tidak selalu terjadi, bukan? Kita bisa melihat ada lingkungan kerja di mana semua orang sudah dilatih untuk memberi umpan balik, namun tetap kegiatancoaching-nya tidak mengalir mulus dan kontinu. Bahkan, saat program coaching digalakkan, dengan dialokasikannya waktu-waktu khusus, yang terjadi malah program tersebut menjadi kaku, formal dan tidak efektif. Kita tentu jadi berpikir keras, mencari tahu letak salahnya.

Sebuah penelitian terhadap 28.000 manajer di 117 perusahaan yang berbeda, menemukan bahwa pemberian umpan balik masih sangat rancu. Berdasarkan riset ini, hal yang dinilai lebih sulit malah ternyata umpan balik ke atas, yaitu memberi masukan pada atasan. Terlepas dari latar belakang budaya, keinginan untuk menyenangkan orang lain, apalagi atasan, selalu ada.

Inilah yang menjadi salah satu masalah utama dalam pengembangan budaya coaching, yaitu menyaring dan menyampaikan kebenaran, sekaligus menjaga kenyamanan di lingkungan kerja. Bila para anak buah ragu memberi umpan balik pada atasan sebagai coach mereka, dan para atasan sendiri masih kesulitan untuk menerima umpan balik secara jujur, bagaimana mungkin hubungan baik yang melandasi coaching bisa terbentuk?

Pelajaran pertama: menerima umpan balik
Dalam buku Primal Leadership: Realizing the Power of Emotional Intelligence, Daniel Goleman dkk, menggunakan istilah “The CEO Disease”, yaitu gejala di mana para pimpinan tertinggi tidak bisa merasakan suasana hati organisasinya, kehilangan kepekaan untuk meraba tingkat kejujuran dalam organisasi. Penyebabnya adalah kurangnya keterbukaan pimpinan untuk meraba, mendengar, dan menggali umpan balik.

Bisa kita bayangkan, bila tokoh kunci dalam organisasi menghalalkan umpan balik yang "tidak jujur" terhadap dirinya, bagaimana mungkin organisasi akan mengupayakan keterbukaan di lingkungan tersebut?

Riset mengatakan bahwa pemimpin dengan EQ tinggi biasanya mengejar umpan balik, baik positif maupun negatif. Namun, mengapa tidak semua orang bisa melakukannya dengan mudah? Dalam ilmu psikologi, kita mengenal istilah mechanism of defensiveness, yaitu energi yang digunakan individu untuk “membentengi” diri, agar kritik, umpan balik tidak “melukai” harga dirinya.

Inilah yang menyebabkan umpan balik kerap mental, tidak membuat individu melakukan upaya perbaikan. Alih-alih membuka diri terhadap umpan balik, individu bisa jadi malah menunjukkan sikap anti-kritik, mencari pembenaran, bahkan “ngeles” alias “denial”.

Sayangnya program pengembangan kepemimpinan yang ada, lebih banyak melatih cara memberi umpanbalik, ketimbang cara menerima dan mengolah umpan balik dengan bijaksana. Padahal “A good coach must have been a good coachee”. Sebelum kita memberikan umpanbalik, kita perlu mengasah kemampuan untuk menerima, mencerna, dan mengolah umpanbalik dengan efektif.

Sebagai pimpinan, kita perlu menyusun mekanisme baru, agar reaksi kita positif atas umpan balik yang diterima, kemudian mengarahkan energi untuk melakukan perubahan diri positif berdasar masukan tadi. Proses perubahan ini haruslah transparan, terbuka dan terlihat oleh lingkungan kerjanya.

Selain untuk menghargai pemberi umpanbalik, hal ini penting untuk memberikan teladan bagaimana mengubah diri ke arah yang lebih baik. Jadi, di samping cara mengekspresikan umpan balik, ada pra-kondisi yang perlu dikembangkan agar komunikasi perbaikan kinerja bisa terutarakan dengan nyaman.

Kejujuran dan kepekaan sebagai sahabat sejati
Hasnul Suhaimi, CEO XL Axiata, pernah membuka pembicaraan dengan mengatakan: “Apa ya yang harus saya kembangkan lagi, agar lebih sukses?”. Beliau mengirim signal bahwa ia terbuka untuk kritik, bahkan mengejarnya. Jelas sekali betapa beliau sudah biasa menerima dan mengolah umpan balik yang diberikan pada dirinya. Tak ada warna kekhawatiran dan sikap defensif dalam perilakunya, bahkan terasa benar sikap “nothing to loose”, apa adanya.

Sikap rileks dan mudah beradaptasi inilah yang justru menjadi kekuatan utama dalam membangun suasana “coaching”. Beliau berkeyakinan bahwa begitu kita "takut diserang", pada saat itulah hubungan rusak. Kita memang perlu percaya bahwa begitu sikap defensif membudaya, "learning" akan macet. Dan, bila "self directed learning" terhenti, perusahaan akan sulit berubah.

“Coaching” yang efektif selalu “one on one” dan diwarnai hubungan pribadi, rasa percaya, dan kejujuran yang kental. Jadi, lagi-lagi, pemimpin perlu pasang badan untuk "berhadapan" dengan coachee dan menyatakan pendapat mengenai kinerjanya, apa dampaknya ke dirinya sendiri, bukan mengatasnamakan orang lain, tim atau bahkan perusahaan.

Hasnul Suhaimi menyebut umpan balik sebagai "sahabat sejati". Masukan itu harus dijaga, agar si coache tetap mindful, obyektif tentang penilaian dirinya, dan mendorong dirinya sendiri untuk melihat kesempatan berubahnya. Beliau mengingatkan bahwa coach yang andal harus peka terhadap porsi masukan yang diberikan. Contoh-contoh perilaku akan membuat pesan kita lebih clear, tapi porsinya harus pas dan tidak menyudutkan. Pada saat seorang coachee sudah memberi tanda bahwa ia menangkap pesannya, misalnya dengan mengatakan, “Ooo, begitu, ya, saya akan perbaiki”, kita pun perlu stop di situ dulu.

Kita perlu tahu bahwa kita sudah menyentuh “the sweet spot” dan memberi kesempatan pada coachee untuk menggarap dirinya. Kesuksesan seorang coach, menurut beliau, bisa ditakar dari masukan yang kita dapat. Hasnul menikmati komentar seperti, ”Seumur hidup belum ada yang memberi tahu saya mengenai ini, dan ini akan saya improve, pak. Terimakasih.” Hasnul Suhaimi menjadi pembicara pada seminar "The Power of Coaching", tanggal 6 Desember 2012 lalu.

Minggu, 03 Februari 2013

Bergabung di "Gym" Tanpa Menguras Keuangan

Niat baik untuk sehat dengan mendaftar keanggotan gym atau pusat kebugaran, jangan sampai menganggu kondisi finansial karena urusan kontrak yang tak adil. Karenanya, ada beberapa hal penting yang harus Anda tanyakan dengan detil. Anda harus mendapatkan jawaban yang sejelas-jelasnya terkait kontrak, agar keuangan tak terkuras untuk pengeluaran di pusat kebugaran.

Pemerintah Inggris melalui organisasi non profit Office of Fair Trading (OFT) bahkan memberikan panduan kepada konsumen agar tidak terjerat dengan kasus kontrak gym yang merugikan. Selain menerapkan aturan tegas bagi jaringan pusat kebugaran dan akan membawa pusat kebugaran ke pengadilan jika terbukti tak mematuhi aturan. Aturan tegas mencakup lamanya kontrak tak lebih dari 12 bulan, dan memuat klausa mengenai keluar dari keanggotaan dalam kondisi tertentu seperti kehilangan pekerjaan atau cedera.

Peraturan dibuat tak lepas dari terjadinya sejumlah kasus di pusat kebugaran yang merugikan konsumen. Guardianmelaporkan ada dua kasus yang cukup menyita perhatian. Satu kasus melibatkan ibu hamil dan suaminya yang baru saja kehilangan pekerjaan, dan tak mampu membayar biaya gym untuk kontrak dua tahun. Kasus lainnya, pria berusia 81 harus menandatangi kontrak gym selama dua tahun padahal yang dibutuhkannya hanya olahraga ringan pada waktu yang fleksibel.

Untuk mencegah terjadinya kasus semacam ini, OFT memberikan panduan bagi konsumen yang ingin mendaftarkan diri digym. Ajukan sejumlah pertanyaan ini sebelum menandatangani kontrak:

* Berapa lama masa kontrak? Pertimbangkan apakah Anda sepakat untuk menjalani kontrak satu tahun penuh, atau kontrak per bulan, atau lebih nyaman membayar per setiap kali datang.

* Bisakah melakukan pembatalan lebih awal pada keadaan tertentu atau jika Anda berubah pikiran? Beberapa gym membolehkan anggotanya untuk membatalkan kontrak atau menangguhkan kontrak karena situasi khusus seperti cedera dan tak bisa menggunakan fasilitas gym, atau jika kehilangan pekerjaan atau mata pencaharian.

* Apakah kontrak akan diperpanjang secara otomatis setelah masa berlaku berakhir? Kebanyakan gym menerapkan perpanjangan kontrak secara otomatis. Karenanya minta catatan kapan Anda bisa menginformasikan ke gym jika ingin membatalkan atau tidak melanjutkan kontrak. Juga minta catatan ke gym bahwa mereka telah menerima permintaan pembatalan tersebut.

* Apakah Anda punya cukup waktu untuk pergi ke gym dan apakah Anda mampu membayar bulanan? Pastikan Anda memahami komitmen yang akan Anda buat bersama pusat kebugaran. Jangan sampai terjerat penawaran marketing padahal Anda tak memiliki anggaran yang cukup untuk membayar keanggotaan gym.

Bagaimana dengan Anda? Apa yang Anda lakukan saat menerima penawaran keanggotan gym, hal apa yang akan Anda tanyakan secara mendetil?

Dewasa Muda Melunasi Kartu Kredit Lebih Lama

Generasi muda saat ini ternyata belum cukup memiliki tanggung jawab dengan pengelolaan keuangannya. Dalam menggunakan kartu kredit, misalnya, mereka bukan hanya berbelanja lebih banyak dengan memanfaatkan kartu kredit, tetapi juga cenderung lebih lama dalam melunasi tagihannya. Demikian penelitian terbaru dari Ohio State University, Amerika.

Seperti Anda ketahui, bank penerbit kartu kredit umumnya menerapkan minimum payment untuk pembayaran tagihan kartu kredit. Nasabah memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam mengelola utangnya. Ada yang selalu membayar lunas semua tagihan, ada yang membayar di atas minimum payment dengan nilai yang bervariasi, ada pula yang hanya membayar sesuai pembayaran minimum ini. Yang lebih parah tentunya nasabah yang membayar di bawah minimum payment.

Kebiasaan membayar dari minimum payment bisa menciptakan situasi suram. Anak muda yang selalu meninggalkan tagihan pada kartu kreditnya akan terus terbelit utang kartu kredit hingga mati, demikian menurut Lucia Dunn, profesor bidang ekonomi di Ohio State. Jika perilaku semacam itu terus dipertahankan, Dunn mengatakan bahwa Amerika pada akhirnya akan dihadapkan pada krisis keuangan di kalangan lansia yang tak mampu melunasi kartu kreditnya.

"Mereka membayar utangnya lebih lama daripada generasi sebelumnya," papar Profesor Dunn, yang menyusun studi ini bersama Sarah Jiang, Manager of Credit and Business Strategy di Capital One Financial di McLean, Virginia.

Dunn menyimpulkan penelitian ini berdasarkan dua survei jangka panjang dari Ohio State, di mana yang satu tidak hanya merupakan data pinjaman tetapi juga merupakan data kunci yang sebelumnya tidak tersedia untuk kebanyakan peneliti lain. Data tersebut memungkinkan peneliti untuk mengestimasi lebih tepat kapan orang Amerika mampu melunasi utang kartu kreditnya.

Data ini lalu dikombinasikan untuk mendapatkan informasi selama 13 tahun, dari 1997 hingga 2009. Sampel yang diuji melibatkan 32.542 orang berusia 18-85 tahun. Dari situ didapat hasil: mereka yang lahir antara 1980 - 1984 memiliki utang kartu kredit yang secara substansial lebih tinggi daripada utang yang dimiliki dua generasi sebelumnya. Rata-rata, mereka memiliki utang sekitar 5.000 dollar lebih banyak daripada orangtua mereka (pada tahap kehidupan yang sama), dan sekitar 8.000 dollar lebih besar daripada nenek-kakek mereka.

Ada beberapa alasan mengapa generasi muda memiliki utang kartu kredit yang lebih besar. Saat ini, kita memang lebih mudah berutang, dan perilaku terhadap utang itu sendiri juga telah berubah. "Saat ini berutang jauh lebih dapat diterima secara sosial, dan akhirnya mengalami kebangkrutan," ujar Dunn.

Permasalahan lainnya, generasi muda sekarang ini juga membayar utangnya lebih lama. Dari perkiraan studi, terlihat bahwa tingkat pelunasan utang nasabah muda 24 persen lebih rendah daripada orangtua mereka, dan sekitar 77 persen lebih rendah daripada kakek-nenek mereka. Kesulitan membayar utang kartu kredit lebih parah karena generasi sekarang juga cenderung memiliki utang pinjaman pendidikan yang lebih tinggi.

Meskipun begitu, situasi seperti ini bukannya tanpa harapan. Studi ini menunjukkan, jika pembayaran minimum tiap bulan ditingkatkan nasabah tak hanya akan memenuhi jumlah minimum yang harus dilunasi, tetapi secara substansial juga mampu melunasi lebih banyak. Hasilnya, pengurangan utang setiap tahunnya akan lebih cepat.

8 Tanda Hidup Anda Terlilit Utang

Apakah Anda memiliki tagihan utang? Menggunakan sistem kredit dan utang bisa menjadi jalan yang memungkinkan Anda untuk memiliki rumah, kendaraan, membayar uang pangkal sekolah, menikah, merenovasi rumah, bahkan membeli barang. Hati-hati, Anda malah terjebak menumpuk utang terlalu banyak yang berujung pada masalah lebih serius.

Mampu membayar tagihan kredit bukan berarti Anda bebas masalah. Hanya karena Anda mampu menyesuaikan tagihan ke dalam anggaran juga bukan berarti keuangan Anda sehat. Ingat, uang yang digunakan untuk membayar utang tidak dapat digunakan di tempat lain. Itu berarti jika Anda menghabiskan uang setiap bulan pada tagihan kartu kredit atau utang yang tidak perlu lainnya, dari anggaran lain yang seharusnya bisa digunakan untuk merencanakan masa depan.

Parahnya sangat sulit untuk menyadari kenyataan bahwa Anda telah mencapai titik kritis dengan situasi utang yang di luar batas kemampuan. Namun bila ditelaah, ada tanda-tanda peringatan yang dapat membantu mengidentifikasi kondisi keuangan sedang bermasalah.

Berikut adalah serangkaian indikasi Anda sudah terlilit utang besar. Jika salah satu saja terjadi pada Anda, sekarang saatnya untuk segera mengambil tindakan untuk memperbaiki keadaan.

  • Anda tidak memiliki tabungan.
  • Anda hanya mampu melakukan pembayaran minimum pada tagihan kartu kredit setiap bulan.
  • Anda terus memakai kartu kredit, padahal sedang dalam usaha untuk melunasinya.
  • Anda memiliki setidaknya satu kartu kredit yang mendekati, atau bahkan melebihi batas kredit.
  • Anda kadang-kadang terlambat dalam melakukan pembayaran tagihan, kartu kredit, atau biaya bulanan lainnya.
  • Anda bahkan tidak tahu total utang yang dimiliki.
  • Anda menggunakan kartu kredit untuk membayar tagihan lainnya.
  • Saat mengajukan utang ke bank, permohonan Anda ditolak.
Sebenarnya Anda tahu, jauh di dalam hati bahwa sedang memiliki masalah dengan utang, tapi jauh lebih mudah untuk menyangkal masalah daripada mengatasinya. Membereskan utang membutuhkan kerja keras, namun semakin cepat Anda menyadari masalahnya, Anda semakin dapat membuat perubahan positif. Menunda hanya akan memperburuk keadaan. Jika Anda berpikir sudah tidak dapat mengatasi masalah sendiri, saatnya meminta saran dan bantuan ahli.

4 Langkah Jalani Resolusi Finansial

Selain karier dan cinta, resolusi keuangan tak kalah pentingnya. Menurut Fidelity Investment, 46 persen orang Amerika membuat resolusi keuangan untuk 2013. Resolusi keuangan yang paling sering dibuat adalah sedikit belanja dan lebih banyak menabung. Sementara 62 persen orang mengaku tak mengubah resolusi keuangannya pada tahun lalu.

Jika Anda juga memiliki resolusi keuangan pada 2013 ini, berikut beberapa kiat dari Quicken Money Management dan Merrill Edge Advisory Center:

1. Atur budget belanja.
Kebiasaan belanja yang paling membahayakan kondisi finansial adalah menggesek kartu kredit. Anda akan terjebak dalam pengeluaran yang membengkak dan baru menyadarinya di akhir bulan saat waktunya membayar tagihan tiba. Dengan membuat budget belanja, Anda bisa mengontrol pengeluaran dan ke mana uang Anda dibelanjakan setiap bulannya. Sehingga Anda punya cukup uang untuk menabung.

2. Disiplin menabung.
Siapkan uang untuk menabung, entah untuk dana pensiun, uang muka membeli rumah atau keperluan lainnya. Bayar semua kewajiban di muka sesuai posnya termasuk pos tabungan, lalu gunakan sisanya untuk keperluan lainnya.

3. Diskusi rutin dengan pasangan.
Bagi pasangan menikah, atur pertemuan rutin bulanan untuk mendiskusikan keuangan. Langkah ini memang akan menjadi rutinitas yang kadang sulit dijalankan. Tapi Anda dan pasangan perlu duduk bersama, dalam pertemuan rutin bulanan untuk mendiskusikan keuangan agar pengeluaran tetap terkendali selain Anda dan pasangan selalu punya solusi bersama menghadapi setiap masalah keuangan yang muncul.

4. Miliki dana darurat.
Agar keuangan keluarga aman terkendali, siapkan dana darurat. Jumlah 3-6 kali dari pengeluaran bulanan Anda. Dana darurat untuk pasangan menikah biasanya lebih tinggi dibandingkan lajang. Sebaiknya gunakan sistem pembayaran otomatis di rekening bank Anda untuk menyiapkan dana darurat ini.

6 Karakter yang Menjadi Aset Terbesar

Sebuah penelitian di Washington, Amerika Serikat, mengalisa catatan 10.000 orang dan menyimpulkan 15 persen kesuksesan berkaitan dengan pelatihan teknis dan 85 persen adalah masalah kepribadian dan sikap. Sikap mencerminkan bagaimana perasaan seseorang tentang sesuatu dan menghadapinya. Dua hal ini menjadi faktor penting dalam melihat kemampuan seseorang.

Komponen sikap terdiri dari kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu obyek, kehidupan atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek kerja, serta kecenderungan untuk bertindak. Sikap Anda adalah kendaraan mencapai potensi diri sepenuhnya.

Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, tetapi dalam dunia kerja difokuskan pada beberapa jenis sikap yang terkait dengan pekerjaan. Sikap kerja berisi evaluasi positif atau negatif yang dimiliki seseorang tentang aspek-aspek lingkungan kerja.

Sikap bukanlah pembawaan sejak lahir. Sikap dapat berubah melalui pengalaman sehingga memungkinkan Anda berkembang. Berikut enam sikap yang menjadi aset terbesar Anda:

1. Tanggung jawab buat semua orang.
Tanggung jawab antara pekerja pria dan perempuan adalah sama. Semua tugas dan pekerjaan dituntut untuk dilakukan sebaik-baiknya.

2. Tidak takut bekerja keras.
Sebagai pekerja terutama pekerja baru tuntutan untuk berani bekerja keras adalah mutlak. Mereka harus siap diberi pekerjaan ekstra. Berinisiatiflah dalam bekerja agar menjadi pribadi yang selalu bermanfaat.

3. Selalu bersikap positif.
Sikap positif diperlukan terutama jika menemukan masalah dalam pekerjaan. Jangan langsung pasrah melainkan berusaha mencari berbagai jalan untuk mencari solusi dari setiap masalah yang dihadapi. Bisa jadi ini langkah untuk mencapai posisi yang lebih tinggi jadi selesaikan dengan hati yang jernih.

4. Bekerja sungguh-sungguh.
Jika Anda membenci pekerjaan yang sekarang, bukan berarti ini alasan untuk bolos kerja dan bermalas-malasan. Sikap yang buruk ini tidak baik dipelihara. Tetaplah berusaha memberikan yang terbaik. Ini bisa menjadi poin lebih ketika Anda mendapatkan pekerjaan di tempat lain karena Anda meninggalkan perusahaan sebelumnya dengan catatan baik.

5. Gerak cepat.
Lakukan perintah atau permintaan atasan dengan cepat dan jangan menunda. Dengan datang dan memberi jawaban secara langsung, atasan akan menganggap Anda bisa diandalkan.

6. Jangan malu bertanya.
Tanyalah kepada atasan atau siapa pun jika tidak mengerti apa yang dimaksud. Gengsi atau takut bertanya karena tak ingin dianggap tidak mampu malah akan menyesatkan Anda.

Menonjolkan Kemampuan Tanpa Terkesan Pamer

Banyak yang tak suka dengan sikap orang yang suka pamer, pingin tampil dan selalu membanggakan diri. Akan tetapi demi kemajuan karier, kadang kita perlu “menjual diri”. Untuk itu kita semua perlu menemukan cara untuk membuat potensi diri terpancar.

Dalam dunia karier ini merupakan sebuah seni serta tantangan tersendiri, bagaimana membuat Anda terlihat tanpa terkesan sombong apalagi menjilat. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diingat untuk mengesankan bos dengan keterampilan tanpa terlihat berlebihan.

Mulai dari hal kecil
Ketika Anda memulai pekerjaan baru, atau bahkan jabatan baru, penting untuk tidak terlalu pamer. Misalnya, dengan sesumbar bahwa Anda bisa mencapai target penjualan karena pernah mendapatkan target yang lebih besar, tak akan mengesankan orang.

Sebaliknya, mulai dari kecil dan halus meminta saran atasan Anda untuk melihat apakah Anda sudah melakukan segalanya dengan benar. Saat atasan Anda meninjau pekerjaan Anda, dengan cepat ia akan melihat Anda mempunyai bakat. Ini adalah bentuk mudah dari promosi diri, karena tidak mengharuskan Anda untuk pamer sama sekali. Hal ini juga memungkinkan atasan Anda kesempatan untuk berbagi keahlian. Dan Anda dapat belajar sesuatu yang baru.

Bayangkan Anda adalah bos
Tempatkan diri Anda pada posisi atasan Anda, dan bayangkan betapa sulitnya untuk melihat prestasi kecil setiap individu dalam timnya. Sadari hal tersebut tidak mudah! Ini tidak berarti atasan Anda tidak bisa atau tidak akan mengenali bakat Anda. Ini berarti Anda mungkin harus membantu membuka matanya untuk lebih melihat prestasi Anda.

Jadi, cobalah mengakui sesuatu yang telah Anda pelajari dari atasan Anda. Ketika atasan Anda menyadari dia benar-benar memberikan bimbingan kepada timnya, kemungkinan dia akan jauh lebih jeli memerhatikan keterampilan Anda. Tapi perlu dicatat untuk melakukan hal ini dengan tulus dan jujur. Ungkapkan hal yang benar-benar Anda pelajari dari atasan Anda. Jangan mengarang atau berbohong, kredibilitas Anda secara keseluruhan akan dipertanyakan jika Anda ketahuan berbohong. Jika selama ini Anda tak pernah mendapatkan saran dan bimbingan dari atasan Anda, bersabarlah dan menunggu situasi atasan Anda benar-benar melatih Anda. Kemudian biarkan dia tahu bahwa hal tersebut sangat membantu Anda.

Keyakinan adalah kunci
Gagasan kerendahan hati adalah sifat yang baik, tidak pernah dimaksudkan untuk mengalahkan kepercayaan diri. Penting untuk dicatat bahwa dosis yang sehat dari kepercayaan diri merupakan fondasi penting untuk sukses baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Kuncinya adalah mengetahui cara menggunakan kepercayaan diri dengan bijak.

Ini bukan keterampilan mudah untuk dikuasai. Caranya: tunjukkan bukan katakan! Anda mungkin pernah mendengar ini, bagus jadikan itu sebagai pengingat setiap kali Anda tergoda untuk memberitahu seseorang akan kelebihan, pencapaian termasuk kehebatan Anda. Alih-alih mengatakan kepada seseorang, temukan cara untuk menunjukkan kepada mereka. Lakukan dengan mengerjakan tugas dengan baik, membuat presentasi yang mengesankan, dan bersikap anggun saat menerima pujian untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Dengan sedikit latihan dan banyak kesabaran, Anda akan mengetahui cara menggunakan dengan bijak kepercayaan diri Anda.

Mengapa Banyak Kubu di Kantor?

erbentuknya kelompok-kelompok dalam lingkungan kerja, apalagi masing-masing di antaranya punya tujuan tertentu, merupakan salah satu bentuk politik kantor yang bisa saja kita temui. Percaya atau tidak, untuk sebagian kaum profesional, ini sudah menjadi hal biasa, ibarat makanan sehari-hari. Inilah lima hal yang mendasari mengapa politik kantor tercipta:

  1.  Keinginan untuk terus mendapat pujian atau meraih promosi dengan cara "berstrategi", bukannya pada fokus untuk menampilkan produktivitas dan performa kerja sesungguhnya.
  2. Adanya ambisi untuk meraih kewenangan khusus, mendapatkan dispensasi khusus, kemudahan-kemudahan khusus dengan cara mudah dan cepat.
  3. Adanya kelemahan atau ketidakjelasan pada prosedur kerja. Monitoring kerja di perusahaan, sehingga memungkinkan menyebarnya virus "potong kompas".
  4. Rasa cemburu antar karyawan, diperparah dengan keterampilan komunikasi yang kurang berkembang. Hingga karyawan memilih bergosip, sikut-sikutan untuk menyisihkan pihak-pihak yang kurang disukai.
  5. Untuk menyukseskan strategi, akan mudah dilakukan bersama-sama (dalam tim) dibanding sendiri. Tak heran kalau di kantor Anda terbentuk kubu-kubu, terdiri atas karyawan atau geng, maka dianggap semakin aman (mayoritas).

Ganti Logo Usaha


Logo perusahaan bukan dibuat sekadar untuk menampilkan gambar atau tulisan cantik tanpa makna, melainkan juga untuk menunjukkan ciri khas usaha dan menggambarkan harapan dari usaha. "Logo tidak harus cantik, yang penting bermakna. Karena logo merupakan doa yang tergambar," tukas Jessica Diana Kartika, SSn, ahli feng shui untuk logo dalamtalkshow "Pentingnya Feng Shui untuk Logo" di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Jessica menambahkan bahwa logo juga berfungsi sebagai identitas perusahaan yang akan melekat dalam persepsi masyarakat. Namun sekalipun logo usaha sudah akrab dan dikenal masyarakat, bukan berarti Anda tidak bisa mengganti logo usaha Anda. Ada beberapa kondisi yang memungkinkan Anda untuk mengubah logo ini agar membawa keberhasilan untuk Anda.

1. Perubahan visi dan misi
Dalam menjalankan bisnis, visi dan misi usaha memang sangat dibutuhkan sebagai penunjuk jalan mencapai tujuan usaha. Visi dan misi perusahaan secara tak langsung akan memengaruhi pergerakan usaha. Menurut feng shui, logo usaha seharusnya menggambarkan visi, misi, dan tujuan usaha yang disesuaikan dengan perhitungan China.

Maka ketika mengubah visi dan misi perusahaan, sebaiknya logo perusahaan juga ikut diubah. "Karena beda visi-misinya, maka feng shui dan keberuntungannya juga akan berbeda," jelasnya.

2. Perubahan struktur organisasi
Ketika membuat sebuah logo usaha berdasar feng shui, salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah karakter si pemilik dan partnernya. "Karakter, bakat, dan potensi setiap orang itu berbeda. Dibutuhkan adanya perhitungan karakter untuk memaksimalkan sisi positif pemilik usaha agar bisa jalan bersama untuk sukses," katanya.

Ia mengungkapkan bahwa setiap orang dengan karakter yang berbeda sangat memengaruhi logo yang akan dibuat. Sebaiknya, ketika mengadakan perubahan struktur organisasi pemilik utama usaha, logo dibuat kembali agar sesuai dengan karakter partner atau pemilik usaha yang baru.

3. Usaha baru
Perluasan bidang usaha rasanya menjadi impian banyak pengusaha. Namun, jika membuat usaha baru sebagai anak perusahaan dengan konsep, visi, dan misi yang berbeda, sebaiknya buat logo tersendiri. Beda bidang usahanya, maka peruntungan keberhasilannya juga akan berbeda. "Setiap bidang usaha punya warna dan tipikal logo sendiri untuk peruntungan dan kesuksesan usahanya," katanya.

Sekalipun masih berada dalam satu perusahaan dan manajemen, namun ketika membuat sebuah usaha baru yang bidangnya jauh berbeda, ciptakan logo yang berbeda dari logo usaha awal.

4. Perubahan jaman
Pergantian logo untuk mengikuti perkembangan zaman memang kerap dilakukan untuk meremajakan citra perusahaan. Dalam perjalanannya, agar lebih diterima masyarakat perubahan memang perlu dilakukan. Sekalipun visi, misi, dan konsep perusahaan tidak berubah sejak awal usaha, namun pembaharuan dalam logo perusahaan diharapkan mampu memberi angin segar dan harapan baru bagi perusahaan.

"Beberapa perusahaan besar di Indonesia yang sudah puluhan tahun berdiri juga banyak yang mengubah logo perusahaannya agar lebih eye catching dan memberi harapan baru dalam usahanya," pungkas Jessica.