Kamis, 24 April 2014

Kartu Nama Dengan Desain Bagus akan Meningkatkan Profesionalisme

Kartu nama seringkali terlihat sebagai bagian yang kecil dan tidak penting bagi perusahaan dan bisnis anda tetapi pada kenyataannya sebuah kartu nama yang didesign dengan profesional merupakan bagian penting untuk membangun image, branding dan corporate identity perusahaan. Kartu nama merupakan duta besar yang mewakili brand dan citra perusahaan bahkan kartu nama adalah hal kedua terpenting yang menjadi ujung tombak image perusahaan setelah logo. Banyak sekali perusahaan start-up yang baru mulai seperti bisnis UKM yang gagal menjadi perusahaan skala besar dan nasional karena menganggap sepele design kartu nama ini. Kartu nama ini dibagikan atau diserahkan pada pelanggan dan klien potensial, menjadi pertinggal dalam pameran dagang, diberikan pada rekan bisnis baru, ditaruh pada folder presentasi marketing, dikirimkan bersamaan dengan faktur dan surat menyurat dalam kegiatan bisnis sehari-hari. Beberapa perusahaan yang sangat kreatif, kartu nama juga digunakan sebagai identifikasi pribadi yang dicetak diatas kartu plastik untuk menjadi tanda pengenal supir, kartu telepon atau kartu tamu yang akan berkunjug ketempat usaha, kantor atau pabrik. Sudah barang tentu dengan sedikit modifikasi.

Karena kartu nama ini memiliki fungsi yang banyak dan memiliki peran penting dalam membangun citra dan brand dari bisnis anda terutama bila dapat digunakan secara kreatif untuk menarik minat sehingga tampil dengan sangat eye catching maka kartu nama merupakan aset perusahaan yang berfungsi sebagai pengingat identitas perusahaan. Dari sini dapat kita lihat betapa pentingnya sebuah kartu nama yang dibuat dengan cantik dan profesional.

Kartu nama yang baik memiliki beberapa ciri-ciri yaitu harus menampilkan logo perusahaan yang profesional dan dibuat secara baik, memuat nama pemegang kartu, jabatan, alamat, nomor telepon, alamat email dan website. Tergantung dari jenis industri yang ditekuni, beberapa industri mengharuskan kartu nama yang bersih, sederhana namun mudah diingat. Namun pakem ini tidak selalu harus diikuti secara sempurna karena dengan beberapa tehnik kreatif pembuatan kartu nama maka bisnis anda akan terlihat berbeda dari kompetitor sehingga memiliki nilai tawar yang lebih baik dan bonafide.

Hal penting lainnya adalah bahwa segala macam ornamen dan hiasan desain kartu nama tersebut tidak boleh sampai mengganggu informasi penting yang akan dimuat kedalam kartu tersebut. Jumlah baris huruf juga tidak boleh lebih dari 7 (tujuh) baris informasi tulisan karena akan menyebabkan penerima dan pembaca kesulitan dalam mengingat perusahaan anda dan menghasilkan hasil yang kontra produktif. Sebagai tambahan akhir, desain kartu nama yang baik haruslah mampu memainkan warna secara cerdas dan cemerlang untuk membangkitkan emosi positif dari penerima dan calon rekan bisnis.

Kartu nama yang profesional harus juga dicetak dengan baik pada kertas yang berkualitas tinggi dan tidak hanya sekedar kertas biasa seperti fancy paper karena tidak ada yang lebih memalukan daripada sebuah kartu nama yang telah dibuat dengan baik dan cantik namun dicetak dalam kertas murah dan oleh printer dirumah atau bahkan kadang-kadang difotokopi baik hitam putih atau fotokopi berwarna. Kertas dengan grade profesional memastikan bahwa kartu nama anda akan tetap terlihat baik apabila ditaruh didompet, kantong, map atau bahkan seiring dengan berjalannya waktu. Tambahan biaya sedikit tidak akan sia sia bila dibandingkan dengan hasil yang akan didapat. Namun apabila anda memiliki dana lebih maka finsihing dari kartu nama tersebut dapat dimainkan sehinggna terlihat mewah dan wah seperti di vernish, uv, spot, emboss ataupun laminating.

Kelihatannya memang sederhana, hanya sebuah kartu nama akan tetapi kartu nama sama seperti logo perusahaan dan mereka adalah batu penjuru dari corporate identity dan branding dari perusahaan anda bahkan masa depan dari seluruh bisnis yang anda geluti. Jadi janganlah mengunjungi atau menghadiri pertemuan dengan rekan bisnis, pameran atau acara bisnis lainnya tanpa membawa kartu nama yang dibuat secara sempuran dan profesional.

Resign dari Pekerjaan, Pastikan Alasannya Tepat

Bekerja memang menjadi salah satu aktivitas untuk mendapatkan uang, demi menjalani kehidupan. Sangat manusiawi, jika para pekerja membutuhkan tempat kerja yang dapat membuat mereka nyaman.

Banyak orang tidak puas dengan pekerjaan mereka karena berbagai alasan: gaji kecil, jobdesk tidak jelas, keterampilan stagnan, minat untuk bekerja berkurang, dan sebagainya.

Jangan gegabah saat memutuskan ingin berhenti dari pekerjaan. Anda harus benar-benar punya satu alasan yang baik untuk keluar dari pekerjaan Anda, yakni untuk tujuan kehidupan yang lebih baik.

Namun, jika Anda merasa kurang nyaman bekerja di tempat Anda sekarang, ada baiknya untuk memikirkan tempat kerja baru.

Meski kenyamanan tersebut berbeda persepsi dari masing-masing pekerja, namun ada 12 tanda-tanda umum yang merupakan sinyal, Anda harus mengundurkan diri dan mencari tempat kerja baru.

1. Atasan Anda ternyata gemar mem-bully stafnyaIni perlu diwaspadai karena bisa jadi sebenarnya atasan Anda tidak menyukai kehadiran Anda. Bisa jadi, Anda akan dilecehkan olehnya.

2. Rekan sekerja yang juga gemar mem-bully
Bekerja dengan rekan sekerja yang suka mem-bully memang tidak menyenangkan. Kalau dibiarkan, bisa jadi akan timbul masalah pribadi yang nantinya akan berpengaruh terhadap kinerja Anda.

3. Rekan kerja terlalu ambisius
Penah mengalami rekan kerja ingin menonjol sendirian? Tidak mau bekerja dalam tim? Atau merasa apa yang Anda kerjakan diakui merupakan pekerjaanya? Apalagi jika ia terlalu ambisius untuk menggunakan beragam cara demi menduduki posisi tertentu. Lebih baik, segera rapikan perlengkapan Anda di kantor dan segera pindah kerja.

4. Bekerja keras sendirian
Jika Anda merasa bekerja sendirian dalam tim sementara atasan dan rekan-rekan kerja Anda dalam satu tim hanya bersantai. Lebih baik Anda cepat-cepat angkat kaki dari kantor.

5. Rekan sekantor memiliki kebiasaan buruk
Memiliki rekan kerja dengan kebiasaan buruk akan mengganggu pekerjaan Anda. Apalagi jika atasan Anda seakan tidak peduli dengan hal tersebut. Jadi, tunggu apa lagi untuk segera pindah kerja.

6. Orang-orang di kantor saling melempar kesalahan
Dalam melakukan pekerjaan, tanggung jawab merupakan hal yang penting. Namun tidak jarang, banyak pekerja yang merasakan rekan-rekannya saling tuding atas sebuah kesalahan. Mereka sepertinya tidak mau disalahkan. Jadi, tidak ada kata terlambat untuk melamar ke kantor lainnya.

7. Atasan Anda tidak bisa bersikap tegas
Sebagai atasan, ketegasan sangat diperlukan untuk menjaga timnya. Namun jika Anda menemui atasan yang tidak dapat bertindak tegas atas kesemrawutan di dalam kantor, jangan tunda lagi untuk mencoba peruntungan di tempat lain.

8. Atasan Anda tidak adil dan pilih kasih
Anda merasa sudah bekerja dengan sebaik-baiknya, namun rekan Anda yang santai malah diberikan penghargaan oleh atasan. Mungkin jika di tempat lain, Anda akan lebih dihargai.

9. Peraturan yang selalu berubah dan membingungkan
Dalam menjalankan pekerjaan, perlu aturan yang tegas. Namun, jika di tempat kerja Anda saat ini sistem yang berjalan berdasarkan aturan yang tidak tegas dan membingungkan, daripada Anda dibuat pusing dan tidak berkembang, lebih bijaksana untuk mencari tempat baru.

10. Tidak ada yang memberikan Anda pelatihan
Sebagai seorang yang baru, tentu Anda membutuhkan bimbingan atau pelatihan dari rekan-rekan. Setidaknya ada rekan kerja Anda yang memberikan arahan untuk mengerjakan pekerjaan Anda. Namun jika tidak ada, Anda mungkin akan banyak terkena imbas dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan tim. Jadi, tunggu apa lagi? Segera buat surat lamaran baru.

11. Tidak ada penghargaan yang jelas
Sebagai pekerja, tentunya Anda ingin melakukan yang terbaik. Dan tentu saja harapannya, perusahaan akan memberikan perhatian dengan reward. Jika hal tersebut tidak Anda dapatkan bertahun-tahun selama bekerja, mungkin di tempat lain Anda akan menerimanya.

12. Atasan Anda tidak pernah memberikan arahan yang jelas
Secara hierarki atasan Anda berhak memerintahkan Anda untuk melakukan sebuah pekerjaan yang memang Anda kuasai. Namun, jika arahan tersebut selalu tidak jelas dan membingungkan, Anda pasti akan menjadi "sasaran tembak" jika ada kesalahan yang terjadi. Daripada Anda stress di tempat kerja Anda, lebih baik mencoba untuk melamar ke tempat baru.

13. Gaji Kecil
Berhenti dari pekerjaan tidak akan membuat hidup Anda lebih baik, terutama jika masa kerja Anda belum begitu lama.

Perusahaan hanya akan membayar tinggi jika Anda memiliki pengalaman kerja yang lama dan bagus di perusahaan sebelumnya. Nilai "jual" Anda juga bisa turun, jika saat melamar pekerjaan posisi Anda sedang menganggur.

Solusi terbaik adalah dengan menegosiasikan kenaikan gaji Anda kepada perusahaan. Atau, berusahalah mencari pekerjaan baru yang lebih baik sebelum Anda mengundurkan diri.

14. Tidak Dihargai
Apakah perusahaan menyediakan promosi, kenaikan gaji, atau reward lainnya untuk karyawan berprestasi? Berhenti dari pekerjaan hanya karena perusahaan tidak memenuhi hal-hal di atas, sama sekali tidak akan memperbaiki kualitas hidup Anda.

Solusinya, mintalah apa yang Anda inginkan kepada atasan. Bos Anda mungkin tidak menyadari bahwa Anda merasa tidak dihargai.

15. Tidak Lagi Menikmati Pekerjaan
Apa sebenarnya yang membuat Anda tidak bisa lagi menikmati pekerjaan? Cari tahu dulu penyebabnya dan hal apa sebenarnya yang bisa membuat Anda bergairah dalam bekerja. Bisa saja, saat ini Anda sedang bosan saja.

Cobalah untuk belajar menyukai pekerjaan Anda sambil terus mencari alternatif sesuatu atau tempat kerja lain yang lebih menyenangkan. Atau, cari kegiatan di sela-sela pekerjaan yang bisa mengalihkan perhatian Anda dari kejenuhan.

16. Tidak Cocok Lagi dengan Lingkungan Perusahaan (Atasan, Rekan Kerja, dan Budaya) Sebelum memutuskan berhenti, cobalah membangun hubungan di luar pekerjaan dan lihat apakah cocok bagi Anda. Bersamaan dengan itu, usahakan untuk membuat perubahan di tempat Anda bekerja agar atmosfer atau kebijakannya "bergerak" sesuai dengan yang Anda inginkan.

17. Perbedaan Nilai Moral Jika atasan terlibat dalam perilaku yang tidak baik (tidak harus ilegal tetapi katakanlah tidak kompetitif atau kolaboratif), Anda harus memutuskan, apakah nilai itu sesuatu yang bertentangan dengan prinsip Anda.

18. Ketidakseimbangan Kehidupan Pribadi dan Pekerjaan
Pertama-tama, bagaimana Anda mendefinisikan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi? Apakah keduanya mampu berkesinambungan? Sederhananya, apakah di akhir pekan Anda mampu lepas dari email dan telepon yang berhubungan dengan pekerjaan?

Kedua, tentukan langkah ideal selanjutnya, baik secara profesional maupun pribadi? Ada banyak alasan mengapa Anda mungkin tidak puas dengan situasi saat ini. Sebelum berhenti, tanyakan pada diri, apakah alasan ketidakpuasan Anda akan benar-benar sembuh setelah keluar dari pekerjaan?

Alasan terbaik untuk berhenti dari pekerjaan Anda adalah untuk memperbaiki situasi kehidupan Anda, secara pribadi maupun profesional. Fokus pada bagaimana meningkatkan situasi keseluruhan, bukan pada "berhenti" atau "tidak berhenti".

Dua Minggu Pemberitahuan Sebelum Resign Bikin Transisi Nyaman

Resign alias keluar dari pekerjaan bisa dialami siapa saja. Tentu ada etikanya. Karyawan harus mengundur-kan diri dengan elegan.

YOU can employ men and hire handsto work for you, but you will have to win their hearts to   have them work with you. Kutipan flUri William J.H Boetcker tersebut mengingatkan kita bahwa bukan hanya orang tersayang
yang harus di menangkan hatinya tapi juga tim kerja kantor.

Meski lumrah, resign sejatinya bukan pilihan pertama dan tidak disarankan. Jika masih banyak yang worth it untuk dipertahankan di perusahaan lama, karyawan tidak perlu mengundurkan diri, Tapi, ketika mentok dan harus keluar kerja, lakukanlah dengan cara yang elegan.

Career   coach   Jaleh  Bisharat menjelaskan, keluar kerja tidak selalu mudah diwujudkan. "Meski sebenarnya membenci pekerjaan dan bos secara bersamaan serta kenyataannya Anda memang akan dipecat sekalipun, berhenti bekerja tetap harus dilakukan dengan cara yang bijaksana dan baik-baik paparnya.

Sebelum mewujudkan niat keluar kerja, karyawan harus mempelajari sesuatu yang membuat dirinya sampai pada titik ingin resign. Bos menyebalakan memang berpotensi bikin stress. Itu sama halnya ketika mendapat begitu banyak pekerjaan secara mendadak.

Tapi jangan terburu=buru mengetok palu sebelum hal yang di alami benar-benar parah. Jika memang sudah mentok, ada beberapa hal yang harus dilakukan.
Pertama, menemui atasan langsung menyatakan maksud untuk resign pekerjaan dengan baik-baik. Buat surat resmi secara tertulis dengan bahasa yang enak dibaca.
Karyawan harus menunjukkan profesionalitas meski sedang mengajukan pengunduran diri.

Selanjutnya,pikirkan lingkungan dan teman-teman kantor. Jangan memutuskan tiba-tiba berhenti. Pasti banyak orang yang akan direpotkan jika ada salah seorang karyawan yang resign mendadak. Respek kolega sangat mungkin menurun drastis karena mendapat tambahan beban kerja.

"Setidaknya, utarakan maksud ingin berhenti bekerja dalam waktu dekat. Alasan yang tepat dan masuk akal akan membuat komunikasi dengan bos menjadi lebih mudah," tuturnya. "Alangkah lebih baik jika sudah mempersiapkan bahan pekerjaan yang akan diwariskan sebelum resign. Atau, mengajukan pegawai yang potensial untuk menjadi pengganti,"tegasnya.

Persiapan tersebut akan memberikan dampak transisi yang nyaman. Beragam friksi yang berpotensi menimbulkan konflik pun dapat tereduksi. Usahakan supervisor atau atasan langsung mengetahui persiapan itu.

Bila bos dan kolega-kolega lain berkenan, kita bisa meminta surat referensi dari mereka. Selain bersedia dikontak via e-mail dan telepon, minta mereka untuk memasukkan referensi di Linkedln. Itu memudahkan kita untuk mencari kerja di tempat lain.

Ketika mengutarakan keinginan untuk resign kepada bos, perjelas hak-hakyang didapatkan, Misalnya, gaji yang masih terutang, uang asuransi yang tidak digunakan, dan uang pensiun.