Selasa, 20 Mei 2014

Bullying di Kantor dan Cara Mengatasinya


Tanda-tanda Bullying di kantor


Tak hanya di sekolah atau di kampus saja, bully juga bisa terjadi di tempat kerja. Apakah Anda mengalaminya? Dikutip dari Forbes, berikut ini beberapa tanda yang menunjukkan Anda dibully oleh rekan kerja atau bos di kantor.


1. Selalu Dikritik

Kritikan tajam yang terus-menerus dari rekan kerja senior atau bos, bisa menjadi salah satu contoh bahwa Anda sedang dibully.

Padahal, Anda sudah bekerja sebaik dan seobjektif mungkin, tapi masih saja dikritik dan selalu salah. Agar tak emosi, cobalah berusaha menerima kritikan tersebut dan jadikan sebagai pemicu untuk semakin sukses.


2. Ditikam dari Belakang

Jika si bos atau rekan kerja selalu menyebarkan gosip atau kebohongan tentang Anda, ini juga merupakan wujud Anda sedang dibully. Tukang bully biasanya sering menikam dari belakang tanpa berani untuk berbicara secara langsung. Apabila memang ini terjadi pada Anda, coba bicarakan pada si tukang gosip tersebut. Tanyakan mengapa mereka melakukan ini pada Anda.

3. Mencuri Ide Anda

Contoh lainnya yang menunjukkan bahwa Anda dibully yaitu apabila ada rekan kerja yang suka mencuri ide Anda, lalu ia menerima pujian dari atasan di kantor. Sebelum marah, ada baiknya jika Anda mengambil langkah untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Jangan langsung protes atau mengadu ke bos bahwa ide yang dilontarkan rekan kerja tersebut milik Anda. Jangan bahayakan karir karena nantinya Anda malah akan dianggap sebagai tukang ngadu.


4. Sabotase

Kolega yang suka membully, biasanya selalu berusaha untuk membuat Anda gagal dalam setiap pekerjaan. Misalnya, rekan kerja senior meminta Anda melakukan suatu pekerjaan di saat Anda sedang dalam mengerjakan sesuatu yang harus diselesaikan dengan cepat. Pada akhirnya, pekerjaan Anda pun tidak akan selesai tepat waktu. Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa mengatakan tidak kepada kolega. Bicaralah secara halus dan katakan Anda sudah dikejar deadline.


5. Suka Marah-marah

Jika kolega sering marah-marah, mempermalukan Anda depan orang banyak, atau bahkan sampai menghina, padahal Anda merasa tak ada salah apapun, itu juga pertanda dibully. Bicaralah pada rekan kerja bahwa tak semestinya mereka melakukan hal tersebut pada Anda. Dan tanyakan juga sebenarnya apa salah Anda pada mereka.


Cara Mengatasi Bullying di Kantor


Realitas yang harus anda hadapi ketika berada di tempat kerja yaitu terkait dengan politik. Tentunya anda harus mengikuti permainan yang dijalankan oleh perusahaan tersebut diaman anda bekerja. Sikap bullying memang sangatlah berbahaya serta dapat merusak mental seseoarng yang mengalami hal tersbeut.


Dan disini kami akan memberikan beberap tips jitu agar kita dapat mendai pemenang dalam salah satu permainan tersebut, tanpa harus kita bermain kotor. Dalam menjadi seoarng pemenang anda tidak harus menjilat atau pun bersikap sok baik terhadap mereka yang memang melakukan perihal tersebut kepada anda. Berikutr tips ampuh hadapi bullying di kantor:

1. Observasi

Sering kerap terjadi orang-orang yang memang tidak menyadari akan dinamika lingkungan kerja mereka, dan sampai pada akhirnya mereka harus menjadi korban dari politik kantor. Dan pada tahapan awal yang harus kita lakukan yaitu agar kita lebih waspada lagi, amati terus kekuatan serta kelemahan orang lain serta pahami rasa tidak aman yang memang dapat membuat mereka dengan cepat naik pitam.


2. Buat mereka terpesona!

Jika dalam satu pereusahaan terdapat atasan atau pun rekan kerja yang memang sangat meremehkan diri anda, maka tunjukanlah pesona anda kepada mereka dengan pengetahuan serta kinerja yang anda miliki ketika berada di kantor. Dan cara yang palin efektif dalam menyelesaikan persoalan ini adalah dengan berbicara dari hati ke hati dengan atasan atau rekan kerja yang memang mengucilkan anda. Tanyakan kepada atasan anda bagaiman pandangannya terhadap kinerja anda selama ini serta bagaiman sikap anda selama di kantor. Hal tersebut setidaknya bisa membuat atasan anda menghargai kejujuran serta kemauan anda untuk terus belajar.

3. Jangan memutuskan hubungan!

Tidak adanya teman yang permanen atau pun musuh di tempat anda bekerja. Saat ini anda tidak sedang bekerja hanya untuk membangun satu keluarga, jadi anda harus lebih bisa menjaga emosional anda serta jangan mudah percaya kepada siapa pun dengan cara yang berlebihan. Percayalah dengan cara yang sewajarnya saja.

4. Berteman dengan pesaing Anda

Dalam persoalan ini, saingan anda bisa berarti atasan atau pun rekan kerja anda sendiri. Dengan anda berteman dengan pesaing anda, mungkin anda akan cenderung untuk melepas senjata yang mereka miliki secraa tidak langsung serta pelan-pelan. Hal tersbeut dapat membuat mereka tidak mendapatkan apa-apa yang memang tengah mereka inginkan dari diri anda, dan mereka akan kehilangan minat dalam permainan yang tengah kalian mainkan.


5. Berhenti untuk mengeluh

Sebagian besar yang menjadi korban bullyling dari segi politik kantir yaitu mereka yang memilih untuk keluar dari pekerjaan mereka saat ini atau pun mencari pilihan lain dengan harapan mereka dapat menemukan tempat kerja yang memang lebih ideal lagi. Hal tersebut cumalah mimpi bagi anda, karena orang-orang yang akan tetap bersikeras untuk keluar dari pekerjaan mereka dan terkadang mereka menghadapi masalah terkait harga diri. Yang paling penting yaitu anda dapat menyadari bahwa setiap tempat kerja memiliki politik serta anda harus benar-benar belajar untuk tetap menangani politik tersebut dengan cara yang benar serta tepat.


6. Jangan terlalu banyak bergosip

Bergosip merupakan masalah besar yang bisa membuat diri anda masuk kedalam lingkaran masalah. Anda harus mengingat, bahwa pepatah mengatakan “mulutmu adalah harimaumu.” Siapa tahu ketika anda tengah membicarakan hal yang terkait dengan atasan anda, ternyata teman anda yang lainnya mengadukan persoalan tersbeut kepada atasan anda. Hal tersebut sepertinya akan menjadi bumerang yang memang akan berbalik menyerang anda. Bukankah membicarakan kejelekan orang itu dosa?

Mengatasi Bipolar Disorder

Bipolar disorder adalah penyakit psikologi yang ditandai dengan perubahan mood atau alam perasaan yang sangat ekstrem, berupa depresi dan mania. Penyandang bipolar juga akan menderita perubahan energi dan perilaku yang begitu cepat.

Suasana hati para penderita dapat berganti secara tiba-tiba, antara dua kutub atau bipolar yang berlawanan: kebahagiaan, disebut mania, dan kesedihan atau depresi. Perubahan itu terjadi secara ekstrem.

Menurut dokter kesehatan mental, dr Nurmiati Amir SpKJ, para penderita bipolar sekilas akan terlihat sama dengan orang-orang yang sehat dan normal. Mereka bisa pintar dan memiliki pekerjaan yang sama dengan orang normal. Namun, para penderita bipolar ini mood-nya lebih sering berganti.

Untuk pengobatannya, kata Nurmiati, ada beberapa cara. "Seperti dengan obat, edukasi, psikoterapi, danelectroconvulsive therapy atau ECT," kata Nurmiati di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Senin, 25 Februari 2013.

Pasien bipolar disorder yang meminum obat dapat menekan suasana hatinya hingga tak berubah secara drastis. Obat itu, Nurmiati mengatakan, bisa membuat kimia otak penderita kembali normal. "Sehingga emosi yang diatur agar lebih tenang."

Sebagai penyakit, bipolar adalah gangguan yang kompleks. Bahkan, hingga sekarang belum ada solusi sempurna untuk penanganannya. Dengan demikian, diperlukan kerja keras pasien serta dokter untuk menjaga kestabilan mood. "Dengan mengedukasi penderita dan keluarga soal dasar pencetusan perubahan mood, suasana hati yang stabil akan lebih mudah dicapai," ujar Nurmiati.

Edukasi yang diberikan dokter ke pasien bipolar disorder berupa anjuran memperbaiki gaya hidup, di antaranya tidur teratur, mengatasi stresor, dan tidak menggunakan alkohol. Sedangkan psikoterapi berguna agar pasien mengerti cara terbaik berhubungan dengan keluarga, pasangan, serta masyarakat.

Hingga kini, Nurmiati melihat masih banyak tantangan yang dihadapi penderita bipolar agar bisa sembuh. Misalnya, pengetahuan pasien yang minim tentang penyakit ini, ketidakpatuhan pasien pada nasihat dokter, atau adanya penyakit fisik maupun psikiatrik yang menyertai bipolar. "Yang paling besar tantangannya adalah pasien yang malas mengkonsumsi obat," katanya.

Penkelasan Bipolar Disorder


I. Penjelasan

Ganguan bipolar atau sering disebut juga dengan manic - depresi merupakan kelainan pada otak yang menyebabkan ketidak normalan pergantian mood, energi, level aktivitas, dan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian. Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan depresi. Gangguan ini bersifat episode yang cenderung berulang, menunjukkan suasana perasaan atau mood dan tingkat aktivitas yang terganggu.Seseorang yang mengidap Bipolar Disorder biasanya sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang sangat berat. Periode mania dan depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan. Ini semua tergantung masing-masing pengidap.Mood atau keadaan emosi internal merupakan penyebab utama dari gangguan ini.
Kadang penderita memiliki perasaan atau yang bisa disebut sebagai mood meninggi, energi dan aktivitas fisik dan mental meningkat atau episode manik atau hipomanik. Pada waktu lain berupa penurunan mood, energi dan aktivitas dan mental berkurang (episode depresi).Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada manik.Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini beralih dari perasaan sangat senang dan gembira ke perasaan sangat sedih atau sebaliknya. Dua kutub mood tinggi dan rendah, saling bergantian.
Bipolar disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda. setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun. beberapa orang memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala - gejalanya lebih lama. Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai. gejalanya terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar. beberapa orang menderita kelainan ini sampai bertahun - tahun sampai akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan terapi. Seperti diabetes dan penyakit jantung, bipolar disorder adalah kelainan jangka panjang yang harus di awasi dan di managed seumur hidup.



II. GEJALA-GEJALA BIPOLAR
a. Gejala-gejala dari mania atau episode manic:

Perubahan-Perubahan Suasana Hati

Periode yang panjang dari perasaan "puncak", atau suasana hati yang sangat gembira atau ramah
Suasana hati yang sangat teriritasi, agitasi, merasakan "jumpy (gelisah)" atau "wired".

Perubahan-Perubahan Kelakuan

Berbicara sangat cepat, melompat dari satu idea ke yang lainnya, mempunyai pemikiran-pemikiran yang bergegas-gegas
Sangat mudah dikacaukan
Aktivitas-aktivitas yang menuju tujuan yang meningkat, seperti menerima proyek-proyek baru
Menjadi gelisah
Tidur yang sedikit
Mempunyai kepercayaan yang tidak realistik pada kemampuan-kemampuan seseorang
Berkelakuan secara impulsif dan mengambil bagian pada banyak kelakuan-kelakuan yang menyenangkan dan berisiko tinggi, seperti membelanjakan sprees, seks yang impulsif, dan investasi-investasi bisnis yang impulsif.
b. Gejala-gejala dari episode depresi:

Perubahan-Perubahan Suasana Hati

Periode yang panjang dari perasaan khawatir atau kosong
Kehilangan minat pada aktivitas-aktivitas yang pernah dinikmati, termasuk seks.

Perubahan-Perubahan Kelakuan

Merasa lelah atau "slowed down"
Mempunyai persoalan-persoalan berkonsentrasi, mengingat, dan membuat keputusan-keputusan
Menjadi gelisah atau teriritasi
Merubah kebiasaan-kebiasaan makan, tidur, atau yang lain-lain
Memikirkan kematian atau bunuh diri, atau mencoba bunuh diri.
c. Gejala-gejala dari episode hipomania :

Tahap hipomania mirip dengan mania. Perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami hallucination dan delusion. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder adalah sebagai berikut.
1. Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas.
2. Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
3. Penurunan kebutuhan untuk tidur.

d. Gejala-gejala episode campuran (Mixed state episode) :

Dalam konteks bipolar disorder, mixed state adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlal-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantin dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Mixed state bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusion, dan hallucination.
Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut.

Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik, telepon.

Menurut DSM, ada empat tipe-tipe dasar dari penyakit bipolar:

Penyakit Bipolar I terutama ditentukan oleh episode-episode manic atau campuran yang berlangsung paling sedikit tujuh hari, atau oleh gejala-gejala manic yang begitu parah sehingga orang itu perlu segera perawatan rumah sakit. Biasanya, orang itu juga mempunyai episode-episode depresi, secara khas berlangsung paling sedikit dua minggu. Gejala-gejala dari mania atau depresi harus menjadi perubahan utama dari kelakuan normal seseorang.
Penyakit Bipolar II Hypomanic , ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi namun bukan sepenuhnya episode-episode manic atau campuran.
Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS) didiagnosa ketika seseorang mempunyai gejala-gejala dari penyakit yang tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk salah satu dari bipolar I atau II. Gejala-gejala mungkin tidak berlangsung cukup lama, atau orang itu mungkin mempunyai terlalu sedikit gejala-gejala, untuk didiagnosa dengan bipolar I atau II. Bagaimanapun, gejala-gejala adalah dengan jelas keluar dari batasan kelakuan normal seseorang.
Penyakit Cyclothymic, atau Cyclothymia, adalah bentuk ringan dari penyakit bipolar. Orang-orang yang mempunyai cyclothymia mempunyai episode-episode dari hypomania dengan depresi ringan untuk paling sedikit dua tahun. Bagaimanapun, gejala-gejala tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan diagnostik untuk tipe lain apa saja dari penyakit bipolar.
Beberapa orang-orang mungkin didiagnosa dengan rapid-cycling bipolar disorder. Ini adalah ketika seorang mempunyai empat atau lebih episode-episode dari depresi utama, mania, hypomania, atau gejala-gejala campuran dalam satu tahun.
III. PERSPEKTIF TEORITIS GANGGUAN MOOD1. TEORI PSIKOLOGI TENTANG GANGGUAN MOOD

Teori Psikoanalisis Tentang Depresi
Menurut Freud (1917/ 1950) potensi depresi muncul pada awal masa kanak-kanak. Pada fase oral anak mungkin kurang terlalu terpenuhi kebutuhannya, sehingga ia terfiksasi pada fase ini mengakibatkan individu dependen, low self esteem. Hipotesanya adalah, setelah kehilangan orang yang dicintai, ia mengidentifikasi diri dengan orang tersebut seolah untuk mencegah kehilangan. Lama-lama ia malah marah pada dirinya sendiri, merasa bersalah.
Teori Kognitif Tentang Depresi
a. Teori depresi Beck (1967)Individu menjadi depresi akibat interpretasi negatif yang bias. Pada waktu kecil/remaja muncul skema negatif akibat kejadian-kejadian buruk ia merasa akan selalu sial/gagal, dipadu dengan bias kognitif muncul triad negatif (pandangan sangat negatif tentang diri, dunia, masa depan)
b. Teori helplessness/ hopelessness

Learned helplessness

Kepasifan individu dan perasaan tak berdaya mengontrol hidupnya, didapat dari pengalaman-pengalaman buruk/ trauma, mengarah pada depresi

Attribution and learned helplessness

Pada situasi dimana individu pernah gagal, ia akan mencoba mengatribusikan penyebab kegagalan. Individu depresi bila mereka mengatribusikan kejadian negatif bersifat stabil dan global. Individu depresi biasanya menunjukkan depressive attributional styleàmengatribusikan rasa hasil negatif sebagai personal, global, penyebabnya stabil

Teori hopelessness

Sejumlah bentuk depresi dianggap sebagai akibat hopelessnessà merasa hasil yang diharapkan takkan pernah muncul, individu tak bisa merubah situasi. Kemungkinan muncul akibat self esteem yang rendah, kecenderungan anggapan bahwa kejadian negatif akan mengakibatkan sejumlah hal negative
Teori Interpersonal Tentang Depresi

Individu depresi cenderung terbatas jaringan dan dukungan sosialnyaàmengurangi kemampuan individu mengatasi kejadian negatif, rentan terhadap depresi.
Individu depresi berusaha meyakinkan diri bahwa orang lain benar peduli. Namun ketika yakin, rasa puasnya hanya sebentar. Berhubungan dengan konsep diri negatif.
Kompetensi sosial yang rendah diperkirakan memunculkan depresi pada anak usia TK
Interpersonal problem solving skill yang rendah dapat meningkatkan depresi pada remaja

Teori Psikologi Tentang Gangguan Bipolar

Tekanan hidup adalah faktor penting munculnya gangguan bipolar
Dukungan sosial dapat mempercepat penyembuhan simptom depresi, tapi tidak simtom mania
Attributional style + sikap disfungsi + kejadian buruk ---->peningkatan simptom depresi ataupun mania pasien bipolar
Self esteem individu mania mungkin sangat rendah



2. TEORI BIOLOGI TENTANG GANGGUAN MOOD
Genetic Data
Penelitian mengenai faktor genetis pada gangguan unipolar dan bipolar melibatkan keluarga dan anak kembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10-15% keluarga dari pasien yang mengalami gangguan bipolar pernah mengalami satu episode gangguan mood (Gherson, 1990, dalam Davison, Neale, & Kring, 2004). Pada gangguan unipolar, meskipun faktor genetis mempengaruhi, namun kurang menentukan dibandingkan gangguan bipolar. Resiko akan meningkat pada keluarga pasien yang memiliki onset muda saat mengalami gangguan.
Berdasarkan beberapa data diperoleh bahwa onset awal untuk depresi, munculnya delusi, dan komorbiditas dengan gangguan kecemasan dan alkoholisme meningkatkan resiko pada keluarga (Goldstein, et al., 1994; Lyons et al., 1998, dalam Davison, Neale, & Kring, 2004).
Neurochemistry dan Mood Disorders
Dua neurotransmitter yang berperan dalam gangguan mood adalah norepinephrine dan serotonin. Norepinephrine terkait dengan gangguan bipolar dimana tingkat norephinephrine yang rendah menyebabkan depresi dan tingkat yang tinggi menyebabkan mania. Sedangkan untuk serotonin, tingkatnya yang rendah juga menyebabkan depresi. Terdapat dua kelompok obat untuk depresi, yaitu tricyclics dan monoamine oxidase (MAO) inhibitors. Tricyclics seperti imipramine (tofranil) adalah obat antidepresan yang berfungsi untuk mencegah pengambilan kembali norephinephrine dan serotonin oleh presynaptic neuron setelah sebelumnya dilepaskan, meninggalkan lebih banyak neurotransmitter pada synapse sehingga transmisi pada impuls syaraf berikutnya menjadi lebih mudah. Monoamine oxidase (MAO) inhibitors merupakan obat antidepresan yang dapat meningkatkan serotonin dan norephineprhine. Terdapat pula obat yang dapat secara efektif mengatasi gangguan unipolar, yaitu Selective Serotonin Reuptake Inhibitors, seperti Prozac. Namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat efek samping dari berbagai obat antidepresan tersebut sehingga peningkatan dari norephineprhine dan serotonin tidak menimbulkan komplikasi lainnya.
Sistem Neuroendokrin
Area limbik di otak berhubungan dengan emosi dan mempengaruhi hipotalamus. Hipotalamus kemudian mengontrol kelenjar endokrin dan tingkat hormon yang dihasilkannya. Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga mempengaruhi kelenjar pituitary. Relevansinya terkait dengan simtom vegetatif pada gangguan depresi, seperti gangguan tidur dan rangsangan selera. Berbagai temuan mendukung hal tersebut, bahwa orang yang depresi memiliki tingkat dari cortisol (hormon adrenocortical) yang tinggi, hal itu disebabkan produksi yang berlebih dari pelepasan hormon rotropin oleh hipotalamus (Garbutt, et al., 1994 dalam Davison, Neale, & Kring, 2004). Produksi yang berlebih dari cortisol pada orang yang depresi juga menyebabkan semakin banyaknya kelenjar adrenal (Rubun et al., 1995, dalam Davison, Neale, & Kring, 2004). Banyaknya cortisol tersebut juga berhubungan dengan kerusakan pada hipoccampus dan penelitian juga telah membuktikan bahwa pada orang depresi menunjukkan hipoccampal yang tidak normal. Penelitian mengenai Cushing’s Syndrome juga dikaitkan dengan tingginya tingkat cortisol pada gangguan depresi.
An Integrated Theory of Bipolar Disorder
Gangguan bipolar merefleksikan adanya gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral activation system atau BAS. BAS memfasilitasi kemampuan manusia unuk mendekati atau memperoleh reward dari lingkungannya dan ini telah dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian seperti ekstrovert, peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur. Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur syaraf dalam otak yang melibatkan dopamine neurotransmitter dan juga terkait dengan perilaku untuk memperoleh reward. Peristiwa kehidupan yang melibatkan pencapaian tujuan atau reward diprediksi meningkatkan simtom mania. Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada simtom mania, dan pencapaian tujuan tidak terkait dengan perubahan dalam simtom depresi. Dengan demikian, BAS dan manifestasi perilakunya, yaitu pencapaian tujuan diasosiasikan dengan simtom mania dari gangguan bipolar.
3. TEORI LINGKUNGAN TENTANG GANGGUAN MOOD
Bipolar disorder tak hanya dipengaruhi oleh gen saja, tetapi juga didorong oleh faktor lingkungan. Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Contoh dari hubungan perseorangan antara lain jatuh cinta, putus cinta, dan kematian sahabat. Sedangkan peristiwa pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari pekerjaan. Selain itu, seorang penderita bipolar disorder yang gejalanya mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi. Selain penyebab diatas, alkohol, obat-obatan, dan penyakit lain yang diderita juga dapat memicu munculnya bipolar disorder. Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung penderita gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal.

IV. PREVENSI
1. Psikodinamik
Psikoanalisis tradisional bertujuan membantu orang yang depresi untuk memahami perasaan mereka yang ambivalen terhadap orang-orang (objek) penting dalam hidup mereka yang telah hilang atau yang terancam akan hilang. Dengan menggali perasaan-perasaan marah terhadap objek yang hilang ini, mereka dapat mengarahkan rasa merah keluar melalui ekspresi verbal dari perasaan, bukan membiarkannya menjadi lebih buruk.
Psikoanalisis tradisional dapat menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengungkap dan menghadapi konflik-konflik yang tidak disadari. Pendekatan psikoanalisis modern juga berfokus pada konflik-konflik tidak disadari, namun secara lebih langsung, relative singkat, dan berfokus pada hubungan yang penuh konflik di masa kini maupun masa lalu. Terapis psikodinamika yang eklektik menggunakan metode-metode behavioral dalam membantu klien mencapai keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk mengembangkan suatu jaringan sosial yang lebih luas.
Psikoterapi interpersonal (interpersonal psychoteraphy/IPT) adalah suatu bentuk singkat dari terapi yang berfokus pada hubungan interpersonal klien disaat itu, biasanya tidak lebih dari 9 hingga 12 bulan. Perintis IPT percaya bahwa depresi terjadi dalam suatu konteks interpersonal dan bahwa isu hubungan perlu untuk ditekankan dalam penanganan. IPT membantu untuk menghadapi reaksi kesedihan yang tidak terselesaikan atau yang menganggu setelah kematian orang yang dicintai dan juga konflik-konflik peran dalam hubungan. Terapis membantu klien untuk mengekspresikan kesedihannya dan menghadapi rasa kehilangannya sambil membimbing mereka dalam mengembangkan aktivitas-aktivitas dan hubungan-hubungan baru untuk membantu memperbaharui kehidupan mereka.
2. BehavioralPendekatan penanganan behavioral beranggapan bahwa perilaku depresi dipelajari dan dapat dihilangkan. Terapis behavioral bertujuan untuk secara langsung memodifikasi perilaku dan bukan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap kemungkinan penyebab yang tidak disadari dari perilaku-perilaku ini.
Salah satu program behavioral yang ilustratif telah dikembangkan oleh Lewisohn dan kolega-koleganya, program ini terdiri dari sebuah program terapi kelompok. Hal ini membantu klien untuk memperoleh keterampilan relaksasi, meningkatkan aktivitas yang menyenangkan dan membangun keterampilan sosial yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan reinforcement sosial. Terapi ini terdiri dari satu orang terapis yang dianggap sebagai seorang guru, dan kliennya sebagai siswa. Dalam terapi kelompok, orang belajar mereka tidak sendirian dengan penyakit, mereka menerima dukungan emosional penting, belajar keterampilan untuk mengatasi obat, masalah interpersonal dan terkait dengan pekerjaan, dan belajar cara untuk mengatasi dengan stigma dari orang lain. Memaksimalkan fungsi pekerjaan atau sosial merupakan aspek inti dari intervensi pemulihan dan berbasis keterampilan - misalnya, sekolah dan pekerjaan pelatihan dapat membantu dengan ini.
3. KognitifCognitive teraphy atau terapi kognitif, berfokus pada membantu orang dengan depresi belajar untuk untuk menyadari dan mengubah pola berpikir mereka yang disfungsional. Terapi ini biasanya brejalan selama 14 hingga 16 sesi mingguan. Terapi ini menggunakan kombinasi antara behavioral dan kognitif untuk membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pikiran-pikiran yang disfungsional serta mengembangkan perilaku yang lebih adaptif.
4. Terapi KeluargaTerapi keluarga pyschoeducational dapat membantu dalam situasi ini dengan berfokus pada peningkatan komunikasi di antara anggota keluarga, membantu orang dengan penyakit bipolar memahami manfaat minum obat mereka secara konsisten dan belajar strategi untuk mencegah kambuh. Dalam hal ini jenis pengobatan, anggota keluarga bisa merasa didukung dan individu dengan penyakit dapat belajar cara-cara baru untuk mempertahankan pemulihan. perawatan psychoeducational membantu orang dan anggota keluarganya untuk lebih memahami penyakit bipolar sehingga pemulihan dapat dicapai lebih cepat. Dalam jenis pendekatan, individu dengan penyakit dan anggota keluarga mereka dapat berharap untuk mendiskusikan topik-topik seperti menerima penyakit, mengidentifikasi tanda-tanda peringatan awal akan terjadi kesulitan, belajar untuk mengatasi perubahan mood, obat pemahaman dan tempat untuk menemukan diri membantu kelompok-kelompok dan mengakses pekerjaan atau pelatihan sumber daya.
5. Biologis
Penggunaan obat untuk bipolar, yaitu obat litium karbonat, berbentuk bubuk dari litum berelemen metalik. Litium efektif dalam menstabilkan mood orang yang menderita bipolar dan dalam mengurangi episode-episode kambuh dari manic dan depresi (Baldessarini & Tondo, 2000; Grof & Alda, 2000). Namun litium umumnya lebih efektif dalam menangani simptom-simptom manic dari pada depresi. Orang dengan gangguan bipolar kemungkinan perlu menggunakan litium secra terus-menerus untuk mengontrol perubahanmood-nya. Dalam pemakaian litium harus dimonitor, karena adanya efek beracun yang potensial dan efek samping lainnya. Obat ini dapat menambah berat badan, kelesuan, pusing dan penurunsn umum dari fungsi motorik, dalam jangka panjang obat ini dapat mengakibatkan masalah liver.
Penstabil mood biasanya diresepkan untuk orang dengan perasaan "tinggi", banyak bicara, lekas marah, pidato dipercepat dan gejala manik lainnya serta depresi yang mengganggu fungsi seseorang. Obat-obat ini biasanya mengurangi intensitas perubahan suasana hati dan biasanya mengembalikan orang tersebut ke tingkat yang lebih normal berfungsi. Lithium, Depakote dan carbamazepine adalah obat-obat umum dalam grup ini. Mereka juga sangat penting untuk membantu orang mencegah gejala-gejala dari datang kembali setelah mereka dikendalikan.
Antidepresan yang diresepkan untuk orang dengan gejala depresi. Ini mungkin termasuk perasaan sedih dan depresi serta melambat, perilaku lamban. Obat-obat ini membantu tubuh mendapatkan kembali energi sehingga orang tersebut memiliki lebih tertarik pada kehidupan sehari-hari. Penting untuk dicatat bahwa antidepresan dapat memperburuk gejala manik dan harus digunakan hati-hati setelah berkonsultasi dengan dokter Anda.
Obat antipsikotik kadang-kadang digunakan untuk orang dengan gangguan bipolar yang mungkin memiliki halusinasi atau delusi. Halusinasi adalah pengalaman persepsi yang tidak benar-benar terjadi, seperti mendengar suara-suara mengatakan satu untuk menyakiti diri sendiri. Delusi adalah tetap keyakinan palsu tentang diri, seperti "Setiap orang keluar untuk mendapatkan saya." Obat antipsikotik dapat sangat membantu dalam kasus ini dan atau dokter Anda kekasih Anda akan memiliki beberapa untuk memilih dari, termasuk obat-obatan baru seperti olanzapine, quietiapine, risperidol dan ziprasidone.
V. CONTOH KASUS
Saat saya mulai merasa sangat senang, saya tidak tidak lagi merasa seperti ibu rumah tangga biasaa. Saya malah terasa terorganisasi dan terampil dan saya mulai merasa bahwa saya adalah orang yang paling kreatif. Saya dapat menulis puisi dengan mudah. Saya dapat mengubah melod tanpa usaha keras. Saya dapat melukis. Pikiran saya terasa lancar dan dapat menyerap apa pun. Saya memiliki ide yang tak terhitung mengenai perbaikan kondisi anak yang menderita keterbelakangan mental, atau tentang bagaimana rumah sakit untuk anak-anak itu seharusnya dijalankan, apa yang seharusnya ada di sekeliling mereka untuk membuat mereka tetap gembira.dan nyaman serta tidak merasa takut. Saya melihat diri saya mampu mencapai banyak hal demi kebaikan orang. Saya memiliki ide yang tak terhitung mengenai bagaimana masalah lingkungan dapat memberikan inspirasi terhadapat perjuangan untuk mendapat kesehatan dan perbaikan hidup bagi semua orang. Saya merasa mampu mencapai banyak hal demi kebaikan keluarga saya dan orang lain. Saya merasa senang, suatu perasaan euphoria atau kegirangan. Saya ingin hal ini berlangsung selamanya. Saya seperti tidak membutuhkan banyak tidur. Berat badab saya turun dan terasa sehat dan saya menyukai diri saya sendiri. Bahkan saya baru saja membeli 6 gaun baru dan semuanya terlihat bagus bila saya pakai. Saya merasa seksi dan para pria memperhatikan saya. Mungkin saya akan melakukan satu atau beberapa perselingkuhan. Saya merasa mampu berbicara dan akan berhasil dalam politik. Saya ingin menolong orang dengan masalah yang serupa seperti saya sehingga mereka tidak merasa putus harapan.
Sangat indah bila anda merasakan hal ini…Perasaan kegembiraan yang kuat, mood yang baik, membuat saya merasa ringan dan penuh dengan kenikmatan hidup. Namun, saat melewati tahap ini, saya menjadi manic dan kreativitas saya menjadi sangat membesar sehingga saya mulai melihat hal-hal dalam pikiran saya yang tidak masuk akal. Misalnya, suatu malam saya menciptakan suatu keseluruhan film, lengkap dengan pemerannya, dimana saya masih berpikir bahwa hal itu akan menyenangkan. Saya melihat para pemarannya sejelas bila saya menonton mereka dalam kehidupan nyata. Saya juga mengalami terror yang sangat hebat, seperti benar-benar terjadi, saat saya tahu bahwa sebuah adegan pembunuhan akan berlangsung. Saya gemetar ketakutan dibawah selimut dan menjadi benar-benar tak berdaya. Seperti Anda kehatui, saya menjadi seorang psikosis manic pada saat itu. Teriakan saya membangunkan suami sya, yang mencoba meyakinkan saya bahwa kami berada di kamar tidur dan segalnya masih tetap sama. Tidak ada yang perlu ditakutkan. Namun, saya tetap dimasukan ke rumah sakit keesokan harinya.

Gangguan Bipolar



Saya merasa sangat senang. Saya tidak lagi merasa seperti ibu rumah tangga biasa. Saya malah merasa terorganisasi dan terampil, dan saya mulai merasa bahwa saya adalah orang yang paling kreatif. Saya dapat menulis puisi dengan mudah. Saya dapat mengubah melodi tanpa usaha keras. Saya dapat melukis. Pikiran saya terasa lancar dan dapat menyerap apa pun.

Kreativitas saya menjadi sangat membesar sehingga saya mulai melihat hal-hal dalam pikiran saya yang tidak masuk akal. Misalnya, suatu malam saya menciptakan suatu keseluruhan film, lengkap dengan pemerannya, di mana saya masih berpikir bahwa hal itu akan menyenangkan. Saya melihat para pemerannya sejelas bila saya menonton mereka dalam kehidupan nyata. Saya juga mengalami teror yang sangat hebat, seperti benar-benar terjadi, saat saya tahu bahwa sebuah adegan pembunuhan akan berlangsung. Saya gemetar ketakutan di bawah selimut dan menjadi benar-benar tak berdaya

Kutipan di atas merupakan salah satu contoh kasus penderita gangguan Bipolar Disorder dalam keadaan manik (gembira). Pada awalnya, apa yang dirasakan oleh ibu rumah tangga tersebut adalah perasaan bahagia serta bersemangat. Ia juga mengaku dapat menuangkan ide-ide kreatifnya yang membuncah dalam kepalanya. Namun hal ini langsung berbalik usai beberapa hari berlalu dan ia pun sampai pada tahap klimaks fase manik. Fase yang ia alami seketika berubah dan berbalik menjadi fase depresi

Bipolar Disorder merupakan salah satu gangguan psikologis yang mungkin masih terdengar asing, namun juga erat kaitannya dengan tingkat stres para pekerja masa kini. Gangguan ini memiliki dua macam ‘kutub’ (sehingga disebut sebagai bipolar) yang mencirikan gejala berkebalikan namun saling berkaitan, yakni kutub manik yang ditandai dengan perasaan bahagia hingga ke titik ekstrem serta kutub depresi yang ditandai dengan perasaan sedih hingga ke titik ekstrem pula. Fase pergantian antara gejala manik dan depresi berbeda-beda rentang waktu serta polanya, namun dapat dikatakan bahwa titik ekstrem fase manik dan depresi yang dimiliki tiap penderita hampir sama.

Sering kali penderita Bipolar Disorder dalam fase manik maupun depresi akan tergerak untuk berperilaku dan mengambil keputusan yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang di sekitarnya. Seorang penderita pada fase manik bukan hanya harus bertahan pada gejala perasaan yang amat bahagia dan tak tertahankan, namun juga sering kali mengambil keputusan yang sangat cepat dan tak masuk akal seperti membeli mobil, rumah, menghabiskan tabungan dengan membeli gaun karena alasan sepele, dan sebagainya.

Begitu pula dengan fase depresi. Pada fase ini, kebanyakan penderita akan mengalami depresi amat dalam, sering kali memicu keinginan untuk bunuh diri tanpa alasan yang jelas. Fase ini akan terus-menerusmenyerang penderita hingga fase depresi tersebut mendadak hilang, kemudian muncul perubahan mood yang cepat dan meningkat kembali menjadi fase normal.

Gejala yang dialami penderita Bipolar Disorder

Sebagian penderita Bipolar Disorder tak sadar bahwa dirinya memiliki gangguan ini. Bipolar Disorder terjadi akibat stres berkepanjangan, pernah mengalami masa depresi yang dalam, atau memiliki lingkungan masa kecil yang penuh dengan kegelisahan dan depresi. Gangguan ini juga dapat diturunkan lewat gen di mana sekitar 10-15% keluarga dari pasien yang mengalami gangguan bipolar pernah mengalami satu fase gangguan mood.
Selain itu, ada pula gangguan yang dipicu oleh ketidakseimbangan hormon yang keluar yakni pada hormon norepinephrine dan serotonin. Tingkat norephinephrine yang rendah menyebabkan depresi dan tingkat yang tinggi menyebabkan manik, sedangkan untuk serotonin yang keluar dalam jumlah rendah juga akan menyebabkan depresi.

Adapun beberapa gejala yang dialami penderita Bipolar Disorder saat berada dalam fase manik yakni sebagai berikut:
Perubahan pada suasana hati meliputi:
- Suasana hati yang sangat gembira atau ramah
- Suasana hati yang juga sangat teriritasi, sensitif, sering kali mudah marah

Perubahan pada kelakuan meliputi:
- Berbicara dengan sangat cepat, melompat dari satu ide ke ide lainnya.
- Sangat mudah dikacaukan atau dialihkan oleh ide baru yang muncul
- Aktivitas-aktivitas yang memiliki ‘tujuan’ akan meningkat frekuensinya. Contohnya seperti kesediaan menerima proyek-proyek baru
- Menjadi mudah gelisa
- Tidur menjadi sedikit
- Memiliki kepercayaan yang tidak realistis terhadap kemampuan seseorang, termasuk dirinya sendiri.
- Berkelakuan secara impulsif, mengambil bagian pada banyak hal yang menyenangkan sekaligus berisiko tinggi seperti investasi bisnis yang impulsif, serta kegiatan seks yang juga impulsif.
Sedangkan gejala yang dialami oleh penderita Bipolar Disorder dalam fase depresi yakni sebagai berikut:

Perubahan pada suasana hati meliputi:
- Perasaan khawatir atau kosong
- Kehilangan minat pada aktivitas yang pernah dinikmati, termasuk seks.

Perubahan pada kelakuan meliputi
- Merasa lelah serta lamban dalam melakukan sesuatu
- Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, serta membuat keputusan-keputusan
- Menjadi gelisah
- Sering kali mengubah waktu melakukan kebiasaan pokok seperti waktu makan, tidur, dan sebagainya
- Memikirkan kematian atau bunuh diri, terkadang mencoba untuk bunuh diri.

 Selain kedua gejala di atas, ada pula episode (gejala mood) lainnya yang menyertai manik dan depresi seperti hipomanik (gejala hampir pada level manik namun sedikit lebih rendah) dan mixed state episode atau episode campuran. Kedua episode ini tak dapat diprediksi kapan akan muncul, namun biasanya hipomanik akan menyertai manik dan mixed state episode akan muncul saat penderita berada pada salah satu fase kemudian mengalami serangkaian shock.

Penyembuhan bagi penderita gangguan Bipolar Disorder

Bipolar Disorder merupakan gangguan psikologi yang memiliki rentang waktu panjang sebelum terbentuk menjadi gangguan nyata. Terkecuali untuk penderita sebab bawaan gen, gangguan ini dapat disembuhkan dengan mengikuti terapi khusus dalam jangka waktu tertentu.

Bipolar Disorderperlu ditindaklanjuti mengingat gangguan ini tak dapat sembuh dengan sendirinya atau hanya dengan usaha sendiri. Diperlukan sesi terapi yang disiplin, lingkungan yang memadai dan mendukung, serta keterbukaan pasien dalam mengungkapkan gejala yang diidap. Mengunjungi terapis atau orang terpercaya di bidangnya saat merasa mengidap gangguan ini merupakan langkah yang tepat. Sebab jika ditunda, gejala Bipolar Disorder yang dimiliki oleh penderita dapat memburuk dari tahun ke tahun sebab tidak adanya tindak pengobatan.</p>
Bagi mereka yang merasa telah mengidap gangguan ini, ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan diri terlebih dahulu di rumah sakit atau rumah terapi khusus. Nantinya akan ada serangkaian tes yang menunjukkan skala gangguan, tipe gangguan, serta sesi terapi yang dinilai paling efektif. Jika mendapat hasil positif maka jangan khawatir, karena gangguan Bipolar Disorder dapat disembuhkan dengan menjalani sesi terapi yang memadai. Mintalah dukungan dari orang terdekat ataupun keluarga perihal gangguan yang diidap.

Pencegahan gangguan Bipolar Disorder
Bagi Anda yang tidak menderita gangguan Bipolar Disorder, ada baiknya melakukan pencegahan dengan menjalankan gaya hidup sehat serta menjauhkan diri dari stres berkepanjangan. Stres mendalam serta depresi berkepanjangan merupakan pemicu awal munculnya gejala Bipolar Disorder

Dukungan dari pasangan hidup maupun orang terdekat dalam menjalani kegiatan sehari-hari juga penting. Hindari gaya hidup yang terkesan ‘menyendiri’ dan mandiri. Sebaliknya, bersosialisasi dengan porsi yang cukup serta berbicara pada orang terdekat saat ada masalah merupakan langkah yang baik demi menjaga kesehatan mental Anda.

Mulai pengalaman Kerja pada Masa Kuliah

Dalam beberapa tahun terakhir sering sekali digelar job fair, terutama di kota-kota besar. Setiap kali ada job fair hampir bisa dipastikan akan selalu penuh sesak, terutama oleh para sarjana. Sering diadakannya job fair bukan berarti lowongan pekerjaan di Indonesia sangat banyak, melainkan karena ketidakcocokan antara yang dicari oleh para perusahaan dengan sarjana-sarjana yang datang mencari. Mayoritas para sarjana tersebut hanya membawa gelar dan ijazah serta indeks prestasi (IP) di atas 3 saja, tanpa ada hal lain lagi.

Banyak yang menganggap bahwa kuliah dan bekerja tidak bisa dilakukan dalam satu periode waktu yang sama. Namun sebenarnya jika diatur dan direncanakan dengan benar maka dua kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan sama baiknya. Tetapi kuliah sambil bekerja di sini bukan dengan niatan untuk dapat uang, melainkan lebih ke arah mencari pengalaman. Caranya adalah dengan bekerja sebagai apprentice. Datanglah ke sebuah perusahaan dan katakan, “Pak, saya punya waktu luang 4 sampai 5 jam per hari. Boleh tidak saya bekerja sebagai apprentice di sini”. Namun jangan datang ke sembarang tempat, tetapi datanglah ke perusahaan yang Anda kagumi (baca: keren). Sedangkan apprentice di sini artinya bekerja tanpa meminta imbalan berupa gaji. Memang tidak semua perusahaan akan mengatakan “iya”, namun tidak semuanya juga akan mengatakan “tidak”. Intinya datang ke perusahaan yang “memberi” Anda banyak ruang untuk belajar dan mendapatkan ilmu serta pengalaman baru

Saat bekerja sebagai apprentice Anda memang tidak akan mendapatkan imbalan berupa gaji yang berarti, atau bahkan tidak sama sekali. Namun pengalaman serta ilmu yang Anda dapatkan saat bekerja sebagai apprentice pasti akan sangat berguna setelah lulus kuliah. Jika yang lain masih harus “belajar” bekerja setelah lulus, Anda sudah tidak perlu lagi karena sudah menyelesaikan “mata kuliah” tersebut dengan bekerja sebagai apprentice. Bahkan jika bekerja dengan bagus dan memuaskan, Anda mungkin tidak perlu lagi repot-repot untuk melamar kerja setelah lulus. Perusahaan tempat bekerja sebagai apprentice tersebut mungkin akan menjadikan Anda karyawan tetap mereka karena sudah mengetahui kredibilitas dan hasil kerjanya. Kalau pun tidak, pengalaman bekerja sebagai apprentice di perusahaan “keren” tersebut dapat Anda tuliskan dalam resume saat hendak melamar pekerjaan yang tentunya akan menjadi nilai lebih dibanding pelamar lain.

Bekerja sebagai apprentice bukanlah hal yang aneh atau bahkan wajib untuk dilakukan oleh para mahasiswa yang kuliah di negera-negara maju. Banyak sekali orang yang bekerja sebagai apprentice di perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Apple, dan yang lainnya. Mayoritas dari mereka boleh dibilang tidak dibayar sama sekali, karena memang bukan uang yang ingin didapatkan. Pengalaman dan ilmu-ilmu baru menurut mereka lebih penting dicari dan didapatkan saat masih menjadi mahasiswa. Dengan bekal itu mereka sudah benar-benar siap untuk bekerja secara profesional atau bisa juga sebagai acuan untuk membuat bisnis sendiri setelah lulus.

Tips Bebas Stree di Kantor


a, stress merupakan bagian dari kehidupan. Gejala stres bisa muncul dimana saja dan tanpa mengenal waktu. Stres bisa datang dari pikiran kita sendiri, tubuh serta lingkungan sekitar. Stres dalam ilmu kedokteran bisa diartikan sebagai ketegangan atau tekanan yang bisa mengganggu tubuh. Sedangkan dari sudut psikologis, stres merupakan sesuatu yang dianggap mengganggu ketika sedang menghadapi suatu masalah dan dalam proses beradaptasi. Dalam lingkungan kerja, stres mudah sekali menyerang, contohnya ketika pekerjaan sedang banyak, dikejar <em>deadline</em> dan tidak mampu menyelesaikannya, maka rentan sekali mengalami stres. Lingkungan pekerjaan, bahkan juga Anda sendiri, bisa menjadi pemicu utama stres dari pekerjaan kantor. Ada beberapa taktik untuk melepaskan diri dari stres yang berasal dari pekerjaan kantor:


1. Kenali Pemicu Stres
Bagaimana Anda bisa memerangi pemicu utama dari kenaikan emosi di kantor? Mulailah untuk mengenali kegiatan harian Anda dan pekerjaan atau proyek yang memicu performa Anda ke dalam level stres dan bagaimana Anda mengubahnya. Jika masalahnya berhubungan dengan posisi Anda di kantor, cobalah untuk fokus pada hal positif selama masa jenuh itu dan cobalah mencintai kembali pekerjaan Anda.

Tapi saat Anda berada dalam keraguan, cobalah berjalan keliling ruangan dan mempertimbangkan untuk bicara dengan atasan Anda tentang merubah sesuatu yang bisa membuat Anda terus termotivasi dan berkembang. Jika setiap hari Anda merasa resah, luangkan waktu untuk berpikir tentang gambaran yang lebih besar, pilihan karier dan langkah yang Anda perlu ambil untuk sebuah perubahan besar.

2. Fokus pada Kekuatan dan Apa yang Anda Miliki
Margaret Wehrenberg, penulis buku The Anxious Brain, memiliki saran yang sangat berguna untuk bisa mengatasi stres keuangan. "Pikirkan apa yang Anda miliki saat ini. Hari ini Anda baik-baik saja. Fokuslah pada apa yang Anda miliki dan bukan yang tidak Anda miliki."
Sarannya untuk tidak perlu khawatir dan kerjakan saja dengan baik. Mungkin kedengarannya terlalu optimistis. Tapi melawan kegelisahan dengan produktivitas akan selalu jadi ide yang bagus dan pendekatan yang proaktif dalam membantu mengatasi stres keuangan dan karier.

3. Bersihkan Meja Kerja
Meja yang berantakan bisa membuat kacau pikiran. Dan bahkan meja kerja yang kotor akan berefek lebih buruk lagi. Jika Anda merasa tekanan semakin meningkat, bersihkan ruangan Anda dan hilangkan semua kekacauan yang ada di sana.

4. Temukan Cara Murah dan Sehat untuk Bersantai
Membiarkan kepala Anda tenang setelah menjalani hari yang berat bukanlah hal mudah bagi semua orang. Akan sangat penting untuk melupakan hari kerja yang menyebalkan saat Anda meninggalkan kantor dan menghibur diri sendiri. Tapi kuncinya di sini adalah bukan untuk meminta bantuan dari terapis.

5. Berlibur
Liburan bisa menjadi sangat efektif untuk membersihkan isi kepala Anda saat stres yang Anda hadapi setiap harinya menjadi sangat berlebihan dan yang paling utama, liburan memberikan Anda waktu untuk menikmati hidup tanpa perencanaan apa pun. Tidak bisa pergi jauh dari rumah? Jalan-jalan di seputar kota merupakan alternatif lain. Rencanakan untuk hari tanpa e-mail di hari sabtu. Dan jangan lupa jadwalkan waktu untuk diri sendiri


- Cara beradaptasi dengan stressor yaitu dengan mengubah sikap Anda. Hal ini bisa dicapai dengan memiliki pandangan yang lebih positif dan menetapkan standar dengan lebih realistis.

- Menerima stressor adalah menerima tentang hal-hal yang tidak dapat dihindari dan tak terkendali. Jadi Anda juga harus bersiap untuk menerima segala tantangan.

- Anda perlu meluangkan waktu untuk rileks, bersenang-senang dan menerapkan gaya hidup yang sehat.