Rabu, 01 September 2010

Mari Belajar Bersyukur

Pernahkah Anda merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika melihat kebahagiaan dan rasa terima kasih seseorang yang Anda beri hadiah, sampai rasanya Anda ingin memberikan hadiah lagi kepada orang itu hanya untuk menikmati perasaan bahagia itu lagi atau sekadar untuk menikmati binar-binar kebahagiaan yang Anda lihat di mata orang yang menerima hadiah Anda?

Kejadian seperti ini, menurut Dr Laura De Giorgio, PhD, ahli hipnoterapi dan praktisi di bidang Neuro-Linguistic Programming, menggambarkan pola yang terjadi di alam semesta dan kehidupan ini. Sama seperti getaran rasa senang yang kita rasakan ketika melihat kebahagiaan di wajah orang yang menerima pemberian kita, maka ketika Anda merasakan syukur yang mendalam, maka Anda mulai melepaskan getaran (vibrasi) yang luar biasa, yang akan menarik lebih banyak “hadiah” lain untuk diri Anda.

Bersyukur mengalirkan gelombang positif
Erbe Sentanu, pendiri Katahati Institut pun meyakini hal itu. ”Rasa syukur itu membawa kenikmatan yang terasa di dalam hati, menyebar ke seluruh tubuh, dan akhirnya mempengaruhi hormon, gelombang, dan energi yang ada di tubuh kita. Selain menyehatkan, efeknya juga menarik hal-hal positif di sekitar kita,” ujar Mas Nunu, panggilan akrabnya.

Efek balik dari bersyukur ini bisa dirasakan segera setelah kita bersyukur, tapi bisa juga dalam waktu yang agak lama. Setelah bisa mensyukuri suatu masalah yang menimpa Anda, misalnya, efek balik yang segera akan terasa adalah masalah itu jadi terasa lebih ringan, tak serumit yang kita bayangkan sebelumnya. ”Tapi kalau pembuktian efek bersyukur yang kita harapkan adalah hal yang lebih besar dan ”ajaib”, mungkin dibutuhkan waktu yang lebih lama,” kata Mas Nunu menerangkan.

Efek positif dari bersyukur ini juga telah diteliti oleh Dr  Michael McCollough dari Southern Methodist University, Dallas, Texas, dan Dr Robert Emmon dari University of California.  Dalam penelitian ini McCollough dan Emmon membagi subjek penelitian menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama diminta untuk menuliskan peristiwa yang terjadi sepanjang hari dalam sebuah buku harian, kelompok kedua diminta untuk mencatat pengalaman yang tidak menyenangkan sepanjang hari, sementara kelompok terakhir diminta untuk membuat daftar hal-hal yang mereka sukai yang membuat mereka bersyukur sepanjang hari.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang setiap hari melatih diri untuk bersyukur menunjukkan peningkatan antusiasme, optimisme, energi, dan juga kemantapan dalam menentukan tujuan hidup. Bahkan, kelompok ini juga mengalami penurunan tingkat stres dan depresi, juga lebih ringan tangan.
Kedua peneliti itu juga mencatat bahwa sikap bersyukur ternyata juga menyebabkan terjadinya siklus perlakuan baik pada orang-orang tersebut karena bersyukur akan mencetuskan sikap yang sama pada orang lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar