Selasa, 08 Maret 2011

Mau Iklan Gratis? Tebarkan Servis Yang Baik!

Orang Indonesia ternyata lebih percaya omongan orang dalam soal produk!

Akhir pekan (12 – 13 Juni) lalu, di JW Marriott, Surabaya, sejumlah wanita, sebagian menjinjing laptop, antusias memasuki ruang workshop. Merekalah para sahabat femina dalam WORKSHOP WANITA WIRAUSAHA BNI & femina yang digelar di kota tersebut. "Acara ini begitu dinantikan," sebut Ratna Savitri, salah satu peserta yang datang guna mencari strategi baru untuk bisnis cake-nya.

Inilah kota kedua di rangkaian workshop tahun ini, menyusul 3 kota lain hingga awal 2011. Cyltamia Irawan, konsultan servis, sukses memberi suntikan segar seputar ilmu pelayanan pelanggan. Nukman Luhtfie, praktisi online, membedah cara jitu berjualan online. I Putu Surya Negara, pakar sales, senantiasa menyertai karismanya dalam kelas pembangunan brand. Ayu Sari Wulandari, praktis perbankan BNI 46, telaten 'merapikan' catatan keuangan pebisnis UKM. Sinergi yang menghasilkan seminar komprehensif.

Gaya bicara Cyltamia begitu semarak. "Supaya jangan rindu order, tampilkan servis wahid di depan pelanggan, agar mereka dengan sendirinya bisa berpromosi untuk kita," jelas CEO Lentera Consulting tersebut. Ia pun menekankan untuk stop sibuk mencari celah servis yang cacat dengan bertanya kepada diri sendiri. Cara terbaik mengetahui kekurangan adalah dengan bertanya langsung kepada pelanggan. Sesi ditutup dengan obrolan inspiratif bersama wirausaha sukses Surabaya, Julita Joylita, desainer tas dari eceng gondok.

Di kelas Kreativitas Mengembangkan Produk dan Merek, Putu berbagi cara membangun 'roh' pada produk. "Dua hal menonjol, yakni warna dan logo perlu ditentukan serius. Warna pada logo ini pun dilakukan konsisten, tidak berubah-ubah agar image-nya melekat," sebutnya. Bagi yang buta desain, ia menyarankan agar tidak pelit membayar jasa desainer logo. Apalagi jasa desain  logo sekarang sudah ada yang terjangkau dan mengkhususkan diri untuk UKM seperti yang bisa di lihat di sini: jasa desain logo

Di kelas Ayu, suasana yang dihiasi wajah peserta yang memelototi neraca, berubah ramai ketika tiba saatnya berpraktik. Di depan laptop masing-masing, tak sedikit yang masih mumet menyusun pembukuan sederhana. "Wah, keliru, nih, keliru!" seloroh salah satu peserta. Untungnya, tiap meja dipandu oleh Relationship Officer BNI 46. Pembukuan ini harus dibuat berkala, dan jadi salah satu penilaian utama dalam memperoleh kredit bank.

Ayu menambahkan, perlunya kesadaran menambahkan alokasi bujet public relations. "Misalnya, bujet khusus arisan untuk membangun community. Harganya pasti tak semahal dibanding membuka toko. Bisnis perempuan itu sangat khas karena mulutnya banyak," seru Ayu, mengenai pentingnya mengejar awareness dan pengakuan dari orang lain. Ia bahkan menyebut adanya pengusaha bordir Tasik yang sampai rela ikut arisan di Bandung!

Di kelas Toko Online, aturan main berupa pakem warna, hingga fitur-fitur yang sebaiknya dihindari, dikupas tuntas oleh Nukman. Lewat penjelasannya, peserta mengetahui perbedaan psikologi antara mengunjungi sebuah toko fisik dan toko online. "Jika warna warna logo Anda mentereng, pilih tone termuda sebagai warna dasar pada toko online Anda agar tidak melelahkan mata," kata Nukman.

Ia pun memberikan masukan untuk beberapa toko online milik peserta yang ditayangkan secara random pada proyektor. "Kesan bahwa produk bodycare Anda yang natural, sudah tertangkap dengan baik pada halaman utama. Namun, sayang, foto produknya terlalu kecil ketika di-klik," kritiknya, menanggapi toko online milik salah satu peserta.

Telly Limbara, pionir bisnis fro-yo Sour Sally, sebagai pengusaha yang sukses membuka 26 gerai dalam 2 tahun, juga hadir. Untuk mendekatkan diri ke pelanggan, ia ternyata rajin memanfaatkan teknologi internet, terutama media sosial facebook dan twitter. Setelah itu, sebuah toko online yang atraktif turut diperkenalkan oleh Telkom Indonesia, lewat proyek terbaru mereka, plasa.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar