Senin, 23 Juli 2012

Menyiasati Mimpi yang Susah Terwujud


Mau mematok mimpi setinggi-tinggi dengan risiko harus berusaha lebih keras untuk mewujudkannya, atau memilih menurunkan standar mimpi supaya lebih mudah terwujud?

Kita punya mimpi besar, mimpi luar biasa yang sekadar membayangkannya terwujud saja sudah bikin senang minta ampun. Ketika tiba saatnya berjuang keras dan nggak jarang halangan datang, hati dan pikiran jadi lelah. Pernah ada di posisi itu? Rela menyerah dan mulai melakukan tawar-menawar dengan mimpimu sendiri? Atau saat down justru memacumu berusaha lebih baik sampai mimpi benar-benar bisa ditaklukkan?


Momon, 22 tahun, desainer, mengaku pernah hampir menyerah dan siap menawar mimpinya sendiri, tapi berusaha mengalahkan perasaannya dan memilih terus maju, “Yang namanya berjuang demi mimpi itu nggak gampang. Ya, aku berkali-kali berniat membatalkan impianku karena rasanya nggak mampu aja sampai ke sana. Tapi, setelah bisa kembali berpikir jernih, aku kembali fokus ke sana. Sayang, kalau mau mundur perjalananku sudah terlanjur terlalu jauh.”

Sebenarnya mimpi justru bisa jadi penyemangat kita untuk mengejar target. Kenapa kita harus punya mimpi tinggi dan yakin bakal bisa mewujudkannya? Nggak lain adalah supaya kita termotivasi. Bukan berarti muluk-muluk dan berlebihan, karena makin besar dan tinggi mimpi kita, makin terpacu juga semangat untuk berjuang dan makin kuat menebas tiap halangan. Lalu, apa jadinya kalau kita nggak punya mimpi atau target pencapaian dalam hidup? Kita pun nggak akan bersemangat karena nggak ada yang kita kejar. Hidup cuma dihabiskan dengan bermalas-malasan, santai, dan berhadiah stuck di satu titik. Atau, karena malas berjuang, cukup menciptakan mimpi yang simpel dan mudah terwujud. Apa bedanya dengan pemalas yang cuma mengharapkan semua serba-instan tanpa perjuangan?


Tanpa perlu ditawar, mimpi akan terwujud dengan sendirinya ketika kita berjuang maksimal. Jadi, nggak perlu takut dan nggak percaya diri dengan mimpi kita sendiri. Kamu nggak merugikan atau mengusik kehidupan orang lain kok, dengan punya mimpi bisa membeli satu pulau yang bisa dikunjungi untuk menikmati me time-mu, atau bisa berkeliling dunia dengan kapal supermewah sekaligus sepaket dengan teman kencannya.

Bonus istimewa kalau setelah bersusah-payah impianmu terkabul. Tapi, kalau gagal? Nggak perlu menawar mimpimu agar jadi lebih ringan sehingga mudah dicapai. Apa artinya mencapai mimpi rekayasa yang sebenarnya bisa terwujud bukan dengan usaha, melainkan cuma siasat? Sama saja dengan menipu diri sendiri. Dalam buku motivasinya, Dahsyatnya Kemauan, Ainy Fauziyah mengatakan bahwa mimpi apa pun yang ingin diwujudkan seseorang sebenarnya nggak lain adalah keinginan untuk bahagia. Dan sebenarnya, kebahagiaan yang nyata itu sudah bisa kita rasakan sejak masih berproses untuk mewujudkan mimpi. Step by step yang berhasil dilalui secara nggak langsung memberikan kepuasan tersendiri yang melahirkan kebahagiaan. Hidup jadi lebih berarti dan penuh makna, kan? Mau hidup-sehidupnya? Susun mimpi setinggi mungkin dan lupakan niat untuk tawar-menawar!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar