Selasa, 20 Mei 2014

Gangguan Bipolar



Saya merasa sangat senang. Saya tidak lagi merasa seperti ibu rumah tangga biasa. Saya malah merasa terorganisasi dan terampil, dan saya mulai merasa bahwa saya adalah orang yang paling kreatif. Saya dapat menulis puisi dengan mudah. Saya dapat mengubah melodi tanpa usaha keras. Saya dapat melukis. Pikiran saya terasa lancar dan dapat menyerap apa pun.

Kreativitas saya menjadi sangat membesar sehingga saya mulai melihat hal-hal dalam pikiran saya yang tidak masuk akal. Misalnya, suatu malam saya menciptakan suatu keseluruhan film, lengkap dengan pemerannya, di mana saya masih berpikir bahwa hal itu akan menyenangkan. Saya melihat para pemerannya sejelas bila saya menonton mereka dalam kehidupan nyata. Saya juga mengalami teror yang sangat hebat, seperti benar-benar terjadi, saat saya tahu bahwa sebuah adegan pembunuhan akan berlangsung. Saya gemetar ketakutan di bawah selimut dan menjadi benar-benar tak berdaya

Kutipan di atas merupakan salah satu contoh kasus penderita gangguan Bipolar Disorder dalam keadaan manik (gembira). Pada awalnya, apa yang dirasakan oleh ibu rumah tangga tersebut adalah perasaan bahagia serta bersemangat. Ia juga mengaku dapat menuangkan ide-ide kreatifnya yang membuncah dalam kepalanya. Namun hal ini langsung berbalik usai beberapa hari berlalu dan ia pun sampai pada tahap klimaks fase manik. Fase yang ia alami seketika berubah dan berbalik menjadi fase depresi

Bipolar Disorder merupakan salah satu gangguan psikologis yang mungkin masih terdengar asing, namun juga erat kaitannya dengan tingkat stres para pekerja masa kini. Gangguan ini memiliki dua macam ‘kutub’ (sehingga disebut sebagai bipolar) yang mencirikan gejala berkebalikan namun saling berkaitan, yakni kutub manik yang ditandai dengan perasaan bahagia hingga ke titik ekstrem serta kutub depresi yang ditandai dengan perasaan sedih hingga ke titik ekstrem pula. Fase pergantian antara gejala manik dan depresi berbeda-beda rentang waktu serta polanya, namun dapat dikatakan bahwa titik ekstrem fase manik dan depresi yang dimiliki tiap penderita hampir sama.

Sering kali penderita Bipolar Disorder dalam fase manik maupun depresi akan tergerak untuk berperilaku dan mengambil keputusan yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang di sekitarnya. Seorang penderita pada fase manik bukan hanya harus bertahan pada gejala perasaan yang amat bahagia dan tak tertahankan, namun juga sering kali mengambil keputusan yang sangat cepat dan tak masuk akal seperti membeli mobil, rumah, menghabiskan tabungan dengan membeli gaun karena alasan sepele, dan sebagainya.

Begitu pula dengan fase depresi. Pada fase ini, kebanyakan penderita akan mengalami depresi amat dalam, sering kali memicu keinginan untuk bunuh diri tanpa alasan yang jelas. Fase ini akan terus-menerusmenyerang penderita hingga fase depresi tersebut mendadak hilang, kemudian muncul perubahan mood yang cepat dan meningkat kembali menjadi fase normal.

Gejala yang dialami penderita Bipolar Disorder

Sebagian penderita Bipolar Disorder tak sadar bahwa dirinya memiliki gangguan ini. Bipolar Disorder terjadi akibat stres berkepanjangan, pernah mengalami masa depresi yang dalam, atau memiliki lingkungan masa kecil yang penuh dengan kegelisahan dan depresi. Gangguan ini juga dapat diturunkan lewat gen di mana sekitar 10-15% keluarga dari pasien yang mengalami gangguan bipolar pernah mengalami satu fase gangguan mood.
Selain itu, ada pula gangguan yang dipicu oleh ketidakseimbangan hormon yang keluar yakni pada hormon norepinephrine dan serotonin. Tingkat norephinephrine yang rendah menyebabkan depresi dan tingkat yang tinggi menyebabkan manik, sedangkan untuk serotonin yang keluar dalam jumlah rendah juga akan menyebabkan depresi.

Adapun beberapa gejala yang dialami penderita Bipolar Disorder saat berada dalam fase manik yakni sebagai berikut:
Perubahan pada suasana hati meliputi:
- Suasana hati yang sangat gembira atau ramah
- Suasana hati yang juga sangat teriritasi, sensitif, sering kali mudah marah

Perubahan pada kelakuan meliputi:
- Berbicara dengan sangat cepat, melompat dari satu ide ke ide lainnya.
- Sangat mudah dikacaukan atau dialihkan oleh ide baru yang muncul
- Aktivitas-aktivitas yang memiliki ‘tujuan’ akan meningkat frekuensinya. Contohnya seperti kesediaan menerima proyek-proyek baru
- Menjadi mudah gelisa
- Tidur menjadi sedikit
- Memiliki kepercayaan yang tidak realistis terhadap kemampuan seseorang, termasuk dirinya sendiri.
- Berkelakuan secara impulsif, mengambil bagian pada banyak hal yang menyenangkan sekaligus berisiko tinggi seperti investasi bisnis yang impulsif, serta kegiatan seks yang juga impulsif.
Sedangkan gejala yang dialami oleh penderita Bipolar Disorder dalam fase depresi yakni sebagai berikut:

Perubahan pada suasana hati meliputi:
- Perasaan khawatir atau kosong
- Kehilangan minat pada aktivitas yang pernah dinikmati, termasuk seks.

Perubahan pada kelakuan meliputi
- Merasa lelah serta lamban dalam melakukan sesuatu
- Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, serta membuat keputusan-keputusan
- Menjadi gelisah
- Sering kali mengubah waktu melakukan kebiasaan pokok seperti waktu makan, tidur, dan sebagainya
- Memikirkan kematian atau bunuh diri, terkadang mencoba untuk bunuh diri.

 Selain kedua gejala di atas, ada pula episode (gejala mood) lainnya yang menyertai manik dan depresi seperti hipomanik (gejala hampir pada level manik namun sedikit lebih rendah) dan mixed state episode atau episode campuran. Kedua episode ini tak dapat diprediksi kapan akan muncul, namun biasanya hipomanik akan menyertai manik dan mixed state episode akan muncul saat penderita berada pada salah satu fase kemudian mengalami serangkaian shock.

Penyembuhan bagi penderita gangguan Bipolar Disorder

Bipolar Disorder merupakan gangguan psikologi yang memiliki rentang waktu panjang sebelum terbentuk menjadi gangguan nyata. Terkecuali untuk penderita sebab bawaan gen, gangguan ini dapat disembuhkan dengan mengikuti terapi khusus dalam jangka waktu tertentu.

Bipolar Disorderperlu ditindaklanjuti mengingat gangguan ini tak dapat sembuh dengan sendirinya atau hanya dengan usaha sendiri. Diperlukan sesi terapi yang disiplin, lingkungan yang memadai dan mendukung, serta keterbukaan pasien dalam mengungkapkan gejala yang diidap. Mengunjungi terapis atau orang terpercaya di bidangnya saat merasa mengidap gangguan ini merupakan langkah yang tepat. Sebab jika ditunda, gejala Bipolar Disorder yang dimiliki oleh penderita dapat memburuk dari tahun ke tahun sebab tidak adanya tindak pengobatan.</p>
Bagi mereka yang merasa telah mengidap gangguan ini, ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan diri terlebih dahulu di rumah sakit atau rumah terapi khusus. Nantinya akan ada serangkaian tes yang menunjukkan skala gangguan, tipe gangguan, serta sesi terapi yang dinilai paling efektif. Jika mendapat hasil positif maka jangan khawatir, karena gangguan Bipolar Disorder dapat disembuhkan dengan menjalani sesi terapi yang memadai. Mintalah dukungan dari orang terdekat ataupun keluarga perihal gangguan yang diidap.

Pencegahan gangguan Bipolar Disorder
Bagi Anda yang tidak menderita gangguan Bipolar Disorder, ada baiknya melakukan pencegahan dengan menjalankan gaya hidup sehat serta menjauhkan diri dari stres berkepanjangan. Stres mendalam serta depresi berkepanjangan merupakan pemicu awal munculnya gejala Bipolar Disorder

Dukungan dari pasangan hidup maupun orang terdekat dalam menjalani kegiatan sehari-hari juga penting. Hindari gaya hidup yang terkesan ‘menyendiri’ dan mandiri. Sebaliknya, bersosialisasi dengan porsi yang cukup serta berbicara pada orang terdekat saat ada masalah merupakan langkah yang baik demi menjaga kesehatan mental Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar