Sabtu, 10 Agustus 2013

Maksimalkan Modal Untuk Wirausaha

Seperti umumnya orang yang hendak membuka usaha sendiri, pertanyaan yang paling sering muncul pertama kali dan kerap menjadi penghalang adalah: 'bagaimana modalnya?' Ketakutan ini membuat kita menunda-nunda untuk memulai karier kedua. Inilah penjelasan financologistAlviko Ibnugroho (financologist)soal modal untuk memulai karier kedua.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menginventarisasi “modal” atau kekuatan yang Anda miliki. Misalnya, Anda tidak punya uang banyak, tapi punya keahlian plus jejaring bisnis yang kuat. Daripada harus berisiko meminjam dana di bank untuk memulai usaha, Anda bisa 'menyiasati' kondisi ini dengan melakukan partnership (kemitraan). Caranya, carilah orang yang memiliki dana besar dan punya minat bisnis yang sama sebagai investor usaha Anda.

Cara lain, Anda bisa menjual ide, produk atau keahlian tanpa perlu merogoh kocek yang besar yaitu melalui online. Sekarang ini dengan perkembangan teknologi internet dan maraknya sosial media, membuat bisnis jadi lebih mudah. Terutama dalam hal promosi. Cukup membuat iklan sederhana atau memajang foto-foto produk Anda di akun sosial media, pelanggan pun akan berdatangan dengan sendirinya.

Jika saat ini Anda punya hobi terpendam menulis dan ingin beralih profesi menjadi penulis buku, tidak perlu selalu mengandalkan penerbit. Ada banyak cara bisa dilakukan. Misalnya dengan menerbitkan buku sendiri melalui situs tertentu seperti nulisbuku.com. Atau Anda bisa meniru kisah sukses Raditya Dika. Karena rajin menulis pengalaman lucunya di blog pribadinya, akhirnya penerbit menawarkannya untuk membuat buku dan boom! Laris manis. Sekarang selain terkenal sebagai penulis, Radit juga tampil sebagai stand up comedian dan punya acara tetap di salah satu stasiun teve swasta. Sekali lagi hal ini menunjukkan bahwa uang bukanlah penghalang atau satu-satunya cara sukses untuk memulai usaha.

Setelah memahami 'modal' yang bisa dijual, bukan berarti Anda bisa langsung berhenti kerja dan terjun bebas menggeluti usaha sendiri. Jangan karena sudah merasastucked di tempat kerja Anda dan sempat sukses melakukan beberapa kali 'usaha sampingan', Anda lalu memutuskan untuk memulai usaha sendiri dengan modal uang pesangon. Akhirnya karena kurang perencanaan, usaha Anda gagal di tengah jalan dan Anda tidak punya cadangan dana untuk menghidupi keluarga.

Banyak orang menggunakan pesangon, dana pensiun atau dana pribadi lainnya sebagai modal usaha. Sebetulnya boleh saja, asalkan Anda sudah memiliki rencana usaha yang sangat matang sehingga tahu dengan pasti kapan akan balik modal. Hanya saja, risikonya terlalu besar. Karena yang perlu disadari, setiap orang yang baru membuka usaha, tidak bisa langsung berharap untung besar. Belum tentu Anda bisa memperoleh pendapatan bulanan sebesar gaji Anda terakhir. Bahkan bisa saja Anda malah tekor mengeluarkan biaya operasional usaha dan kebutuhan rutin rumah tangga. Karena itu, sebaiknya dana pribadi ini dikeluarkan sebagai opsi terakhir untuk membiayai usaha Anda.

Jangan asal utang
Lalu bagaimana kalau ingin mengajukan pinjaman atau Kredit Tanpa Agunan (KTA)
sebagai modal? Memang ada kalanya utang bisa dijadikan sebagai solusi atas masalah
keuangan kita, termasuk menjadi modal usaha, asal dikelola dengan baik. Artinya,
sebelum mengajukan pinjaman ke bank, sebaiknya Anda melunasi utang-utang lainnya,
termasuk utang kartu kredit, agar tidak mengganggu cash flow keuangan
pribadi/keluarga. Lalu pertimbangkan cicilannya per bulan tidak melebihi 30 persen
dari penghasilan bersih Anda.

Ketimbang sebagai modal, sebaiknya pinjaman dari bank digunakan untuk membeli
sesuatu yang bisa menambah aset atau kekayaan Anda, seperti: ruko, tanah, kendaraan.
Pesangon, tabungan, deposito, dan aset pribadi ini akan lebih baik jika ditujukan
sebagai sumber dana cadangan – sewaktu-waktu usaha Anda gulung tikar atau dana
darurat jika tiba-tiba Anda terkena musibah dan membutuhkan uang tunai dalam jumlah
besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar