Minggu, 21 April 2013

10 Hal yang Dilakukan Bos "Brengsek"



1. Mempermalukan Di Depan Publik
Tak jarang, kan, kita melihat bos marah-marah bahkan mungkin berteriak atau memaki salah satu teman (atau diri kita sendiri) di depan banyak orang?

2. Pendapat Bawahan Dicueki
Tiap karyawan berhak memberi pendapat dan mendapat tanggapan atas pendapatnya.

3. Pelit Pujian
Salah satu "rahasia" kenapa karyawan bersikap loyal dan giat bekerja adalah karena atasan mereka tak malas memuji bawahan. Jadi, jangan pelit memberi pujian jika memang karyawan menunjukkan prestasi atau hasil kerja yang memuaskan.

4. Menghambat Peningkatan Profesionalisme
Bila pegawai berinisiatif untuk kemajuan kariernya, sangatlah penting bagi atasan untuk memberi semangat. Sepanjang pelatihan itu memang bisa menambah kemampuan dan memperluas wawasan serta pengetahuan bawahan agar lebih "sempurna" lagi dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, tak ada salahnya untuk diberikan.

5. Peraturan Tak Realistis
Atasan menetapkan sejumlah peraturan dan memaksa para pegawainya mengikuti aturan-aturan tersebut seperti anak kecil. Misalnya, melarang bawahan tertawa saat jam kerja. Itu, kan, terlau mengada-ada dan jauh dari sikap profesional. Atau marah karena pegawai lupa mengucapkan, "Selamat pagi".

6. Perintah mengambang
Seorang manajer bercerita, atasannya kerap memberi tugas yang tidak jelas atau perintah yang mengambang. Akibatnya, begitu tugas selesai dikerjakan, si bos bilang, "Bukan itu yang saya maksud." Padahal, dia tidak mengatakan apa yang dia mau dan tidak inginkan. Tak aneh kalau kemudian banyak karyawan yang mengundurkan diri dari divisinya dan tidak seorang pun yang sedih apalagi merasa kehilangan saat si bos dipindahkan ke bagian lain.
7. Memperlihatkan ketidakpedulian
Sering, kan, kita dengar cerita tentang atasan yang bersikap tak peduli pada bawahan. Misalnya, sudah jelas-jelas bawahannya cuti karena anaknya masuk rumah sakit, tetap saja atasan tak mau tahu dan memanggilnya ke kantor karena komputer si bos rusak. Kemudian, karena si bawahan tak juga berhasil memperbaiki komputer (mungkin pikirannya bercabang, memikirkan kondisi anaknya yang terbaring di rumah sakit), atasan malah marah-marah.

8. Maha Tahu
Hampir semua atasan mencapai posisi puncak karena keterampilan di bidangnya. Atasan yang tidak baik memakai keahliannya itu untuk menguasai para pegawainya dan mengurangi tugasnya sendiri. Dengan kata lain, segala sesuatu diserahkan pada bawahan sementara dia hanya ongkang-ongkang kaki. Padahal, atasan yang maha tahu adalah atasan yang maha sibuk. Mereka harus berada di setiap tempat dan di setiap waktu agar keberadaan mereka terlihat.

9. Mengabaikan Perbedaan Individu
Para atasan dilatih untuk adil dan konsisten. Tapi pada kenyataannya, para pegawai tidaklah sama. Bos yang "brengsek" menempatkan para pegawai di satu boks besar dan hanya memperhatikan sekilas per individunya. Padahal, bos yang baik adalah yang tahu persis di mana letak kekurangan dan kelebihan masing-masing bawahannya dan membuat mereka jadi saling melengkapi.

10. Tak Mau Minta Maaf
Dapat mengatakan maaf dan mengakui kesalahan adalah pertanda jiwa yang sehat. Ini merupakan langkah pertama untuk memperbaiki masalah. Kalau memang Anda melakukan kesalahan, akui dengan jiwa besar dan jangan pernah malu untuk minta maaf. Ingat, tak ada satu pun manusia yang sempurna!
10 Hal Yang Harus Dilakukan
1. Berikan umpan balik dan kritik yang membangun
2. Tindaklanjuti pendapat pegawai
3. Sering memberi pujian
4. Beri semangat terhadap kemajuan pegawai
5. Beri kebebasan secara fleksibel dan realistis
6. Berkomunikasi secara langsung dan rinci.
7. Tunjukkan bahwa Anda peduli.
8. Biarkan sesekali pegawai curhat dan hiburlah dia
9. Hormati perbedaan secara individu.
10. Akui bila Anda salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar