Selasa, 02 April 2013

Jangan Salah Memilih Pegawai


Saat merekrut pegawai baru, apakah Anda cenderung mencari orang yang punya kesamaan dengan Anda? Misalnya kesamaan dalam tatakrama, penampilan, kecerdasan, atau kebiasaan? Atau bahkan juga kesamaan latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, suku, jender, hingga kepercayaan?

Tak apa-apa, sebab banyak juga wirausaha lain yang bersikap seperti Anda. Hanya saja, akan timbul banyak masalah dengan perekrutan pegawai yang sering disebut sebagai merekrut ‘cermin’ atau ‘klon’ ini.

Memang, ada beberapa alasan positif mengapa pegawai ‘klon’ ini lebih dipilih. Pertama, bisa langsung tahu kandidat mana yang cocok dan akan berguna bagi usaha Anda. Tentu, menurut persepsi Anda. Kedua, Anda yakin pegawai itu telah memiliki hal-hal praktis yang bisa langsung diaplikasikan secara efektif pada usaha Anda. Ia tahu mana yang bisa menyebabkan kegagalan dan tahu mana strategi menuju sukses. Toh, dalam banyak hal ia memang mirip Anda.

Para pegawai ini juga akan lebih sedikit beradu argumen, butuh waktu lebih sedikit untuk saling mengerti, berkomunikasi lebih baik, dan melakukan pencapaian lebih banyak. Lebih jauh, mereka mungkin akan punya kesamaan minat, berinteraksi dengan sesama pegawai secara lebih intens, dan, tergantung budaya kerja yang Anda terapkan, mereka bisa bekerja sama ataupun bekerja sendirian secara lebih baik. Singkatnya, dengan merekrut pegawai ‘klon’ ini, Anda yakin bisnis Anda akan lebih sukses.

Namun, merekrut pegawai seperti ini bisa membuat Anda kehilangan banyak peluang, dan akhirnya berujung pada kesulitan dan masalah.

Penyebabnya, demi alasan kesamaan, Anda mungkin akan menolak calon pegawai dengan ketrampilan yang bisa melengkapi atau menyempurnakan usaha Anda. Padahal, pegawai yang berbeda bisa mendorong budaya perusahaan Anda untuk tumbuh dan berkembang. Ujung-ujungnya, tercipta lingkungan yang lebih produktif, inovatif, menantang, dan akhirnya memberi hasil lebih baik.

Jika Anda hanya mencari pegawai yang punya banyak kesamaan, akhirnya nanti tercipta keseragaman. Karena seragam, seringkali mereka menolak ide yang berbeda, meskipun lebih bagus. Atau, lebih buruk, mereka tidak pernah memberikan opini yang berbeda karena takut akan tampak ‘tidak sejalan’.

Dampaknya, para pegawai itu berpenampilan, berpikir, dan bertindak seperti Anda, bosnya. Hal ini mengakibatkan para pegawai tidak mendapat tantangan dari rekan kerja lainnya, tidak cukup bertanya ‘mengapa’, serta lebih banyak setuju. Padahal ketidaksetujuan bisa memunculkan lebih banyak pilihan, perspektif, opini, dan sudut pandang yang baru.

Jadi, meskipun merekrut ‘cermin’ itu membantu Anda menyelesaikan suatu masalah atau mengambil tindakan secara lebih cepat, namun dengan keseragaman itu, apa yang akan terjadi dengan inovasi dan kreativitas? Apa yang akan terjadi dengan keberanian mengambil risiko? Siapa yang akan menjadi penentang, yang bisa mengusulkan saran atau strategi yang berbeda?

Sebagai wirausaha, ada baiknya untuk terbuka terhadap keragaman, tidak hanya dalam hal ras, jender, atau orientasi seksual, tapi juga dalam hal ketrampilan, sikap, minat, latar belakang, dan pengalaman. Hargai bahwa setiap pegawai bisa membawa pendekatan yang unik bagi tempat kerjanya. Mereka yang berbeda karakter itu bisa tidak setuju dengan staf lain dalam hal ide dan argumen, namun tetap bersikap wajar dan profesional.

Adanya perbedaan-perbedaan bisa membuat orang berpikir, bertindak, dan merasakan sesuatu dengan cara yang baru dan berbeda. Inovasi, produktivitas, moral dan kepuasan kerja bisa meningkat. Opini yang berbeda bisa memicu pemikiran dan ide-ide baru untuk sebuah proses, prosedur, produk, dan layanan, namun semua pegawai tetap akan bekerja sama untuk mencapai tujuan itu.

Jika Anda, bosnya, mau mengambil risiko untuk merekrut pegawai yang berbeda, maka akan banyak peluang penting yang bisa ditemukan untuk memajukan usaha Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar