Minggu, 21 April 2013

10 Trik Atasi Konflik



Konflik di tempat kerja memang wajar terjadi, tak bisa terhindarkan. Jangan perpanjang perdebatan, cukup ikuti trik berikut!

Kelebihan-kelebihan ini akan membantu dalam mencapai sasaran, baik dalam bisnis maupun di dalam hubungan pribadi Anda dengan rekan-rekan kerja di kantor. Sejumlah trik berikut dapat membantu Anda melewati konflik yang terjadi.

1. Ceritakan emosi-emosi negatif secara langsung, atau lewat telepon. Sebaliknya, email, mesin penjawab telepon, dan catatan terlalu impersonal untuk menyampaikan kata-kata negatif yang menyinggung. Dan, kesan terhadap pesan tertulis akan jadi berbeda jika disampaikan secara pribadi.

2. Hujani respons Anda dengan kalimat, "Ya, saya mengerti." Karena kalimat ini akan mendukung sasaran Anda ketika ketegangan meninggi, atau ketika Anda perlu berkompromi atau bersepaham dengan pihak lain.

3. Perhatikan bilamana Anda merasa terancam dengan apa yang dikatakan orang lain. Lawan keinginan untuk membela diri, atau hentikan ucapan lawan bicara. Kedisiplinan semacam ini diperlukan untuk menjadi komunikator yang terbuka dan bisa dipercaya.

4. Latih diri Anda untuk mengalihkan perasaan marah dengan permintaan. Biasanya, permintaan lebih sering berguna daripada mengungkapkan kemarahan. Misalnya, pengasuh Si Kecil membuat Anda kesal dengan kebiasaannya membiarkan piring kotor di wastafel. Daripada perasaan kesal berubah jadi marah, lebih baik Anda menyuruhnya membersihkan piring-piring itu.

5. Coba ulangi kata-kata yang sama persis dengan yang diucapkan seseorang kepada Anda ketika ia sangat emosional, atau ketika Anda sama sekali tak sepaham dengannya. Teknik cerminan ini bisa membuat Anda dan lawan bicara memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sulit, terutama bila perilaku orang yang melakukan cerminan adalah untuk bisa mengerti pendapat yang berbeda.

6. Bertanggung jawablah atas perasaan-perasaan Anda, untuk menghindari menyalahkan orang lain. Perhatikan jika nada "menyalahkan' mulai terasa pada ucapan Anda. "Saya akan marah jika kamu terlambat tanpa memberitahu saya," akan jauh lebih baik daripada, "Kamu membuat saya amat marah karena terlambat."

7. Belajarlah mendengar konflik kedua belah pihak, dan seolah-olah Anda merupakan mediator atau penasehat. Jika Anda bisa mendengar dan memberi respons dengan cara ini, Anda akan bisa menciptakan kedamaian dan solusi terhadap konflik lebih cepat. Misalnya, respons pada permintaan kenaikan gaji pegawai, Anda bisa berkata, "Di satu sisi saya mengerti, Anda ingin kenaikan gaji. Tapi di sisi lain, sebagai wakil dari perusahaan, saya tahu betul dana perusahaan saat ini sangat tak memungkinkan untuk menaikan gaji. Apakah ada cara lain yang bisa saya lakukan pada paket kompensasi Anda yang bukan berupa uang?" Di sini, pandangan mediator bisa tampak kreatif berkompromi, dan mempertimbangkan keperluan kedua belah pihak.

8. Bersikaplah santai jika emosi meninggi pada situasi konflik yang tinggi. Pengendalian diri terhadap ketegangan, pembicaraan yang memancing rasa marah, juga bisa Anda anggap sebagai prestasi atletik.

9. Tunggu sampai beberapa hari untuk menenangkan emosi ketika situasi membuat Anda sangat marah. Dengan berlalunya waku, Anda bisa lebih obyektif melihat masalah dan mencari kebenaran tentang situasi dengan lebih jelas dan tenang.

10. Usahakan untuk bicara secara pantas ketika marah atau frustrasi. Jika Anda membiarkan diri meledak, orang di sekeliling akan merasa tak aman dan tak nyaman. Mereka akan merasa, Anda tak bisa ditebak. Dan mereka akan melindungi diri bila berada dekat Anda. Ketakutan dan benteng dari orang lain tak akan memberikan dukungan pada sasaran keberhasilan Anda, baik di dalam hubungan dengan pasangan ataupun di tempat kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar