Senin, 03 Juni 2013

Dewasa Muda Melunasi Kartu Kredit Lebih Lama

Generasi muda saat ini ternyata belum cukup memiliki tanggung jawab dengan pengelolaan keuangannya. Dalam menggunakan kartu kredit, misalnya, mereka bukan hanya berbelanja lebih banyak dengan memanfaatkan kartu kredit, tetapi juga cenderung lebih lama dalam melunasi tagihannya. Demikian penelitian terbaru dari Ohio State University, Amerika.

Seperti Anda ketahui, bank penerbit kartu kredit umumnya menerapkan minimum payment untuk pembayaran tagihan kartu kredit. Nasabah memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam mengelola utangnya. Ada yang selalu membayar lunas semua tagihan, ada yang membayar di atas minimum paymentdengan nilai yang bervariasi, ada pula yang hanya membayar sesuai pembayaran minimum ini. Yang lebih parah tentunya nasabah yang membayar di bawah minimum payment.

Kebiasaan membayar dari minimum payment bisa menciptakan situasi suram. Anak muda yang selalu meninggalkan tagihan pada kartu kreditnya akan terus terbelit utang kartu kredit hingga mati, demikian menurut Lucia Dunn, profesor bidang ekonomi di Ohio State. Jika perilaku semacam itu terus dipertahankan, Dunn mengatakan bahwa Amerika pada akhirnya akan dihadapkan pada krisis keuangan di kalangan lansia yang tak mampu melunasi kartu kreditnya.

"Mereka membayar utangnya lebih lama daripada generasi sebelumnya," papar Profesor Dunn, yang menyusun studi ini bersama Sarah Jiang, Manager of Credit and Business Strategy di Capital One Financial di McLean, Virginia.

Dunn menyimpulkan penelitian ini berdasarkan dua survei jangka panjang dari Ohio State, di mana yang satu tidak hanya merupakan data pinjaman tetapi juga merupakan data kunci yang sebelumnya tidak tersedia untuk kebanyakan peneliti lain. Data tersebut memungkinkan peneliti untuk mengestimasi lebih tepat kapan orang Amerika mampu melunasi utang kartu kreditnya.

Data ini lalu dikombinasikan untuk mendapatkan informasi selama 13 tahun, dari 1997 hingga 2009. Sampel yang diuji melibatkan 32.542 orang berusia 18-85 tahun. Dari situ didapat hasil: mereka yang lahir antara 1980 - 1984 memiliki utang kartu kredit yang secara substansial lebih tinggi daripada utang yang dimiliki dua generasi sebelumnya. Rata-rata, mereka memiliki utang sekitar 5.000 dollar lebih banyak daripada orangtua mereka (pada tahap kehidupan yang sama), dan sekitar 8.000 dollar lebih besar daripada nenek-kakek mereka.

Ada beberapa alasan mengapa generasi muda memiliki utang kartu kredit yang lebih besar. Saat ini, kita memang lebih mudah berutang, dan perilaku terhadap utang itu sendiri juga telah berubah. "Saat ini berutang jauh lebih dapat diterima secara sosial, dan akhirnya mengalami kebangkrutan," ujar Dunn.

Permasalahan lainnya, generasi muda sekarang ini juga membayar utangnya lebih lama. Dari perkiraan studi, terlihat bahwa tingkat pelunasan utang nasabah muda 24 persen lebih rendah daripada orangtua mereka, dan sekitar 77 persen lebih rendah daripada kakek-nenek mereka. Kesulitan membayar utang kartu kredit lebih parah karena generasi sekarang juga cenderung memiliki utang pinjaman pendidikan yang lebih tinggi.

Meskipun begitu, situasi seperti ini bukannya tanpa harapan. Studi ini menunjukkan, jika pembayaran minimum tiap bulan ditingkatkan nasabah tak hanya akan memenuhi jumlah minimum yang harus dilunasi, tetapi secara substansial juga mampu melunasi lebih banyak. Hasilnya, pengurangan utang setiap tahunnya akan lebih cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar