Sabtu, 18 Mei 2013

Kesalahan Wanita di Dunia Kerja


1. TERLALU RENDAH MEMATOK STANDAR
Kaum wanita seringkali memasang standar yang kelewat rendah, sehingga akhirnya merugikan diri sendiri. Bahkan dengan kemampuan kerja yang sangat baik pun, seringkali mereka justru menempatkan diri mereka terlalu rendah. Contohnya, seorang wanita yang menjalankan bisnis pribadi di rumah dan mampu menyokong seluruh kebutuhan rumah tangganya. Namun, ia menolak disebut wanita karier karena berpikir apa yang dilakukannya hanyalah usaha kecil-kecilan.

2. TIDAK MEMINTA TOLONG
Perempuan adalah makhluk yang paling suka meminta tolong. Lihat saja, ketika salah jalan, mereka akan dengan getol bertanya kepada siapa pun yang mereka jumpai, sementara pria lebih suka mencoba mencari jalan sendiri. Anehnya, ketika mereka sedang mencari pekerjaan, perempuan lebih suka membungkam mulut. Sementara kaum pria justru doyan bercerita pada setiap orang bahwa mereka sedang mencari pekerjaan. Bagi sebagian besar wanita, membuat jaringan adalah momok. Mereka lebih suka bertanya kepada sahabatnya, apakah mereka bisa membantunya mencarikan pekerjaan.

3. LUPA CANTUMKAN KELEBIHAN
Seringkali para wanita tidak menerangkan dengan jelas kemampuan mereka pada bidang yang mereka geluti. Sementara kaum lelaki justru seringkali membesar-besarkan kemampuan yang sebenarnya hanya mereka kuasai sedikit. Ingat, ada perbedaaan yang jelas antara melakukan sesuatu lebih dari yang bisa dilakukan dengan tidak menuliskan kemampuan yang sebenarnya memang Anda miliki. Jadi, baca ulang resume atau CV Anda, dan odÚiksalah, apakah Anda sudah mencantumkan sejelas-jelasnya kemampuan dan kelebihan Anda.

4. PESIMIS
Kaum hawa seringkali tidak secara maksimal mempelajari sesuatu. Sementara kaum adam lebih bersemangat dan hampir selalu mengatakan "Ya, kami sanggup." Bukan berarti kaum laki-laki berbohong, lho. Optimisme ternyata memang lebih penting daripada apa yang sudah didapat dari pengalaman. Manakah yang akan Anda pilih, seorang yang opimis atau seorang yang pesimis? Tentu, yang pertamalah yang akan Anda pilih. Optimisme akan membantu Anda menemukan semangat dan meningkatkan jumlah klien Anda.

5. MEMILIH PASIF
Memilih ditelepon daripada menelepon duluan hanya berlaku untuk hubungan yang tidak bersifat profesional. Menunggu diajak kencan seorang pria memang baik, tetapi jika Anda sedang melamar pekerjaan atau tengah mengincar klien baru, tak ada salahnya menelepon lebih dulu, sekedar untuk mengetahui perkembangan berikutnya. Ini juga menunjukkan seberapa besar semangat dan minat Anda pada bidang kerja itu. Kecuali jika Anda diberitahu bahwa "tidak perlu mengontak karena mereka yang akan mengontak Anda". Jika ada pernyataan seperti itu, jelas telepon Anda memang tidak diharapkan.

6. MENJADI SI 'SERBA BISA, SAAT INTERVIEW
Terkadang, saking semangatnya, kita melakukan hal-hal yang kelewat banyak saat wawancara. Memang betul, pada saat wawancara, si pewawancara ingin mengetahui sebanyak mungkin tentang diri Anda. Namun, Anda tetap harus jelas mengutarakan kemampuan dan keinginan Anda pada pekerjaan yang Anda minati tersebut. Tetapi, Anda tetap harus fokus dan tidak melebar kemana-mana. Jika Anda terlalu akomodatif, mereka justru tidak dapat melihat diri Anda yang sesungguhnya dan akan salah menilai. Jadi, Anda harus punya konsep yang jelas tentang apa yang Anda bisa dan ingin lakukan, bukannya memborong semua pernyataan si pewawancara dengan gaya seolah-olah sanggup melakukan segala-galanya.

7. JANGAN RAGU BERNEGOSIASI
Tentu saja, perusahaan yang sedang membuka lowongan mempunyai patokan gaji dan budget untuk karyawan baru. Tetapi tetap terbuka kemungkinan bagi Anda untuk mengajukan tawaran mengenai gaji yang Anda inginkan. Kenyataannya, hampir tidak ada perusahaan yang tiba-tiba membatalkan tawaran lowongannya hanya karena calon pegawai perempuannya meminta gaji yang lebih tinggi dari yang ditawarkan, bukan?

Jika seandainya mereka tidak dapat memberikan gaji yang Anda inginkan, langkah berikutnya terserah Anda, menerima atau menolak pekerjaan itu.
Ada alternatif lain seandainya keinginan Anda soal standar gaji tidak terpenuhi. Anda dapat menegosiasikan fasilitas lain, misalnya jumlah hari cuti lebih banyak, biaya perjalanan dinas yang lebih, kesempatan belajar atas biaya perusahaan, atau barangkali jadwal kerja yang lebih fleksibel. Ingat, jika kesempatan itu sudah di tangan, yang diperlukan berikutnya adalah keberanian Anda untuk bernegosiasi.

8. TIDAK MEMANFAATKAN KESEMPATAN
Seandainya Anda akhirnya tidak mendapatkan pekerjaan tersebut, se-mentara Anda sebetulnya sangat ingin bekerja pada perusahaan atau proyek tertentu, tak ada salahnya meminta kesempatan di mana Anda dapat bekerja magang alias tidak dibayar. Kesempatan ini harus Anda manfaatkan untuk memperlihatkan kemampuan dan bakat­bakat yang Anda miliki. Siapa tahu, di kesempatan mendatang, Anda menjadi orang pertama yang ditawari perusahaan untuk bergabung.

9. TIDAK TAHU ALASAN
Apa yang Anda lakukan ketika Anda gagal masuk seleksi penerimaan karyawan baru? Jika yang Anda lakukan adalah menelepon dan mencari tahu penyebab kegagalan Anda, maka langkah itu sangat tepat. Paling tidak, Anda tahu kekurangan dan kelebihan Anda, sehingga bisa lebih mempersiapkan diri jika suatu ketika mengikuti tes masuk di perusahaan lain. Jadi, setiap kali usai diwawancara, tanyakan atau sampaikan kepada si pewawancara apakah Anda boleh tahu alasan kegagalan Anda. Semakin Anda tahu alasan tidak dipekerjakan, Anda akan semakin dapat memperbaiki kemampuan saat diwawancara.

10. TAKUT MENGULANG KEGAGALAN
Banyak di antara kaum wanita yang sering merasa terpukul ketika gagal menjalani wawancara, bahkan takut mengulangnya kembali. Padahal, mengulang-ngulang kegagalan dan terus-menerus mengingatnya justru akan semakin mengasah keterampilan Anda menghadapi tes masuk kerja.

Jika Anda merasa telah melakukan kesalahan, belajarlah dari kesalahan itu. Tetapi jangan mengulang-ngulang kesalahan itu hanya untuk menyesali diri. Jika Anda merasa sudah melakukan yang terbaik, katakan pada diri Anda bahwa Anda sudah melakukan yang terbaik. Rayakan kesuksesan itu, meski Anda tidak diterima bekerja. Lakukan lagi hal yang sama baiknya ketika melakukan wawancara berikutnya.

11. TINGGAL DI RUMAH BUKANLAH PEKERJAAN
Tugas sebagai seorang ibu rumah tangga bukanlah pekerjaan. Pendapat seperti itu sama sekali tidak benar, apalagi bahwa tinggal di rumah sebagai ibu dianggap tidak bisa meningkatkan kemampuan sebagai individu. Tahukah Anda bahwa sebagian besar ibu-ibu yang tinggal di rumah justru merasa selalu harus belajar dan menambah ilmunya? Anda juga harus sadar bahwa profesi seorang ibu sebenarnya juga merangkap sebagai manajer keuangan, karena harus mengatur budget rumah tangga. Ia juga kepala proyek sekaligus negosiator (peredam konflik) antar-anak atau antara ayah-anak. Satu lagi, ia juga merangkap sebagi tutor atau pendidik di rumah. Jadi, apa lagi yang Anda ragukan dengan posisi itu?

Jika studi terbaru yang benar, lebih dari 80% pekerja saat ini ingin keluar dari pekerjaan mereka. Ini adalah fenomena proporsi epidemi. Jika Anda ingin perubahan karir, dapatkan di jalan untuk menjelajahi itu, tapi tolong jangan kebaikan dan menghindari kesalahan-kesalahan atas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar