Kamis, 23 Mei 2013

LEARNING ORGANIZATION

Perkembangan dunia bisnis dalam era saat ini dihadapkan pada proses perubahan yang sangat cepat dan kompleks. Lingkungan global yang semakin kompetitif dan beraneka ragam menuntut kebijakan strategis yang matang dalam mengelola organisasi.

Sebuah organisasi baik dalam bentuk partai politik, yayasan, koperasi, perusahaan atau apapun bentuknya dituntut untuk selalu dapat beradaptasi dengan tuntutan global. Untuk mengatasi semua kebutuhan tersebut sebuah organisasi memerlukan proses pembelajaran untuk mendapatkan inovasi-inovasi yang dinamis.

Dalam konteks Learning Organization atau Organisasi Belajar, setiap komponen dalam organisasi harus memiliki komitmen dan kapasitas untuk selalu belajar pada semua aspek sesuai peran dan fungsinya masing- masing. Dengan kata lain semua hal yang dilakukan dalam organisasi atau perusahaan harus ditekankan sebagai suatu proses pembelajaran yang sangat dinamis, dan semua unsur manusia pelaksananya harus melakukan pembelajaran yang aktif partisipatif.

Lingkungan Organisasi Belajar yang kondusif diharapkan dapat menjadikan orang-orang menjadi lebih berpengetahuan (knowledge pople) dengan kompetensi yang dapat diandalkan. Selain itu tidak lepas pentingnya peran kepemimpinan yang memberdayakan (empowerement), dalam memberi pendelegasian dan dukungan positif kepada setiap anggota organisasi dalam aktivitas pembelajaran dan memperbaiki kinerja.

Ada 5 karakteristik suatu Organisasi Belajar, yaitu :
System Thingking
Bahwa adanya keterkaitan yang kuat antar bagian dalam organisasi, dimana kesatuan tersebut akan menguat hanya bila saling mendukung satu sama lain. Setiap anggota organisasi harus memiliki cara berpikir sebagai suatu system sehingga mampu melihat suatu hal secara keseluruhan dan berkaitan. Sebagai bagian dari sistem, setiap elemen organanisasi wajib memikirkan apa dan bagaimana mengerjakan tugas-tugas dengan baik dan benar, sehingga akan selalu muncul kreatifitas, inovasi dan ide-ide baru sebagai hasil pembelajaran dalam pelaksanaan tugas tersebut.

Shared Vision
Mempunyai komitmen yang tinggi terhadap visi yang dirumuskan bersama dan telah ditetapkan sebelumnya, sehingga organisasi dapat lebih kuat dan produktif bila didasari pada kesamaan visi sehingga fokus terhadap pencapaian tujuan tersebut dapat lebih maksimal. Fokus terhadap satu titik tujuan menjadikan fungsi kerjasama tim menjadi lebih efektif. Meskipun terdapat perbedaan cara pandang ataupun metodologi dalam pelaksanaan tugas, akan tetapi dengan tetap menjunjung tinggi kesamaan visi dan tujuan yang hendak dicapai, maka perbedaan tersebut tidak akan menjadi penghambat ataupun perpecahan.

Personal Mastery
Semua anggota organisasi mempunyai komitmen untuk terus melakukan pembelajaran untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Penguasaan Pribadi ini merupakan suatu proses disiplin dengan kemampuan untuk senantiasa mengklarifikasi dan mendalami visi pribadi, sehingga dengan penuh kesadaran dan segenap kemampuan, kesabaran, untuk berkembang. Banyak terjadi pada awal masuk pada suatu organisasi atau perusahaan, seseorang penuh semangat untuk bekerja, akan tetapi perlahan motivasi nya akan menurun bila telah mencapai posisi “mapan”.

Mental Models
Setiap anggota mempunyai sudut pandang yang berbeda tergantung latar belakang, pendidikan dan pengalaman masing-masing, karena pola mental tiap anggota berbeda dalam bereaksi terhadap kendala kerja yang dihadapi. Untuk itu perlu dibentuk paradigma yang menitik beratkan pada bagaimana proses berjalan, bukan bagaimana hasil yang didapat. Karena pembelajaran merupakan suatu proses pengulangan dan perbandingan berbagai keadaan, kegagalan hasil yang dapat dicapai merupakan materi yang pembelajaran yang sangat baik untuk berkembang.


Team Learning, ke empat karakter di atas harus dilakukan bukan oleh sebagian dari anggota organisasi atau hanya untuk level pimpinan perusahaan, akan tetapi harus dilakukan oleh seluruh angota dan semua lapisan karyawan, dengan tentu saja sesuai porsi tugas dan tanggung jawab masing-masing. Adanya pembelajaran bersama ini tentu saja menjadikan akselerasi percepatan proses pembelajaran dan pengembangan.

Suatu kisah seorang karyawan perusahaan pemborong konstruksi yang melakukan suatu kesalahan perhitungan sehingga menyebabkan kerugian berupa membengkaknya biaya pembangunan gedung yang sedang dilakukan, tentu saja kondisi pemecatan sudah di depan mata. Akan tetapi oleh pimpinan perusahaan, karyawan tersebut hanya diberi teguran dan diberikan evaluasi atas kesalahan yang dilakukannya, dia tetap bekerja dalam proyek tersebut bahkan dibagian yang sama. Sang pimpinan berpendapat semua orang bisa melakukan kesalahan, justru kerugian yang dialami perusahaan merupakan biaya proses pembelajaran yang mahal bagi para karyawan, dan bagi karyawan yang melakukan kesalahan dia akan lebih berhati-hati dan menjadi karyawan pembelajar yang lebih handal. Kerugian saat ini menghasilkan team karyawan yang berkembang dan berani berinovasi untuk keuntungan mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar